MIAMI —
Pengelola sekolah di seluruh Amerika telah bertekad menambah patroli polisi, mengkaji ulang rencana keamanan dan membuat konselor panduan tersedia di distrik mereka saat para siswa kembali ke sekolah Senin (17/12) menyusul pembunuhan massal di Sekolah Dasar Sandy Hook di Newtown, Connecticut.
Meski demikian, sulit bagi para orangtua untuk tidak khawatir dan gelisah karena berita pembunuhan yang menewaskan 20 anak-anak dan 6 orang dewasa tersebut.
“Di depan anak-anak, kita harus berpura-pura baik-baik saja. Namun ini sangat menakutkan,” ujar seorang ibu bernama Jessica Kornfeld dari Pinecrest, Florida.
Para guru merasakan kekhawatiran yang sama dan mempersiapkan diri untuk menghadapi Senin.
“Senin akan menjadi hari yang sulit. Ini seperti tragedi 9/11 untuk para guru,” ujar Richard Cantlupe, guru sejarah Amerika di Sekolah Menengah Pertama Westglades di Parkland, Florida.
Cantlupe mengatakan ia akan memberitahu muridnya bahwa tugasnya yang pertama adalah untuk membuat mereka selamat, dan seperti juga para guru di Connecticut, ia akan melakukan apapun untuk memastikan siswa jauh dari bahaya. Ia juga mulai mengajar mengenai Konstitusi dan bersiap menghadapi pertanyaan mengenai Amandemen Kedua yang menyebutkan hak memiliki senjata.
“Topik ini akan membawa pada kontroversi pengaturan senjata,” ujarnya.
Dalam upaya meyakinkan murid akan keselamatan mereka dan menenangkan kekhawatiran orangtua, distrik sekolah di seluruh Amerika telah meminta polisi untuk meningkatkan patroli dan mengirim pesan pada orangtua untuk menekankan bahwa ada mekanisme keselamatan di sekolah yang secara rutin dikaji dan dilatih.
Di Virginia utara, sekitar Fairfax County Public Schools, sistem sekolah terbesar di daerah Washington dengan 181.000 siswa, akan disediakan penambahan patroli polisi dan konselor.
Selain keselamatan siswa, para pengelola sekolah juga khawatir dengan dampak psikologis akibat penembakan tersebut. Dennis Carlson, pengawas distrik sekolah Anoka-Hennepin di Minnesota, mengatakan konsultan kesehatan jiwa akan bertemu dengan para pejabat sekolah Senin, dan akan ada tiga staff yang masing-masing ditempatkan untuk sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas.
Di Tucson, Arizona, tempat seorang pria bersenjata pada 2011 membunuh enam orang dan melukai 12 lainnya, termasuk senator Gabrielle Giffords, distrik sekolah terbesar meningkatkan keamanan menyusul penembakan di Connecticut pada Jumat.
Sementara itu, di rumah-rumah, banyak orangtua yang mencoba sebisa mungkin meredakan ketakutan anak-anaknya sambil mengatasi kekhawatiran mereka sendiri. Konferd mengatakan ia mengantar anak-anaknya ke sekolah pada akhir pekan untuk memperlihatkan bahwa situasi masih aman dan tidak ada yang berubah.
Ia mengatakan komunitas pinggiran kota di Miami tempat keluarganya tinggal sangat mirip dengan Newtown, di mana orang-orang pada umumnya merasa aman tinggal di rumah tanpa mengunci pintu dan bermain di luar ruangan setelah sekolah.
“Setelah apa yang terjadi di sana, semuanya berubah,” ujarnya. (AP/Christine Armario)
Meski demikian, sulit bagi para orangtua untuk tidak khawatir dan gelisah karena berita pembunuhan yang menewaskan 20 anak-anak dan 6 orang dewasa tersebut.
“Di depan anak-anak, kita harus berpura-pura baik-baik saja. Namun ini sangat menakutkan,” ujar seorang ibu bernama Jessica Kornfeld dari Pinecrest, Florida.
Para guru merasakan kekhawatiran yang sama dan mempersiapkan diri untuk menghadapi Senin.
“Senin akan menjadi hari yang sulit. Ini seperti tragedi 9/11 untuk para guru,” ujar Richard Cantlupe, guru sejarah Amerika di Sekolah Menengah Pertama Westglades di Parkland, Florida.
Cantlupe mengatakan ia akan memberitahu muridnya bahwa tugasnya yang pertama adalah untuk membuat mereka selamat, dan seperti juga para guru di Connecticut, ia akan melakukan apapun untuk memastikan siswa jauh dari bahaya. Ia juga mulai mengajar mengenai Konstitusi dan bersiap menghadapi pertanyaan mengenai Amandemen Kedua yang menyebutkan hak memiliki senjata.
“Topik ini akan membawa pada kontroversi pengaturan senjata,” ujarnya.
Dalam upaya meyakinkan murid akan keselamatan mereka dan menenangkan kekhawatiran orangtua, distrik sekolah di seluruh Amerika telah meminta polisi untuk meningkatkan patroli dan mengirim pesan pada orangtua untuk menekankan bahwa ada mekanisme keselamatan di sekolah yang secara rutin dikaji dan dilatih.
Di Virginia utara, sekitar Fairfax County Public Schools, sistem sekolah terbesar di daerah Washington dengan 181.000 siswa, akan disediakan penambahan patroli polisi dan konselor.
Selain keselamatan siswa, para pengelola sekolah juga khawatir dengan dampak psikologis akibat penembakan tersebut. Dennis Carlson, pengawas distrik sekolah Anoka-Hennepin di Minnesota, mengatakan konsultan kesehatan jiwa akan bertemu dengan para pejabat sekolah Senin, dan akan ada tiga staff yang masing-masing ditempatkan untuk sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas.
Di Tucson, Arizona, tempat seorang pria bersenjata pada 2011 membunuh enam orang dan melukai 12 lainnya, termasuk senator Gabrielle Giffords, distrik sekolah terbesar meningkatkan keamanan menyusul penembakan di Connecticut pada Jumat.
Sementara itu, di rumah-rumah, banyak orangtua yang mencoba sebisa mungkin meredakan ketakutan anak-anaknya sambil mengatasi kekhawatiran mereka sendiri. Konferd mengatakan ia mengantar anak-anaknya ke sekolah pada akhir pekan untuk memperlihatkan bahwa situasi masih aman dan tidak ada yang berubah.
Ia mengatakan komunitas pinggiran kota di Miami tempat keluarganya tinggal sangat mirip dengan Newtown, di mana orang-orang pada umumnya merasa aman tinggal di rumah tanpa mengunci pintu dan bermain di luar ruangan setelah sekolah.
“Setelah apa yang terjadi di sana, semuanya berubah,” ujarnya. (AP/Christine Armario)