Sekretaris Jenderal PBB yang baru, António Guterres mengatakan, PBB berupaya untuk menghindari apa yang disebutnya “terburuk” bagi Sudan Selatan.
Berbicara kepada wartawan di Markas PBB di New York sekembalinya dari KTT Uni Afrika yang baru saja berakhir di Ethiopia, Guterres mengatakan kantornya akan mengupayakan konflik di Sudan Selatan diselesaikan lewat cara-cara damai. Ia mengetahui dari pengalaman pribadi bahwa rakyat Sudan Selatan berhak hidup damai.
“Ketika saya menjadi komisaris tinggi untuk pengungsi, tindakan pertama saya adalah pergi ke Uganda untuk merayakan hari pengungsi sedunia dengan rakyat Sudan Selatan dan membantu 500 ribu warga Sudan Selatan pulang ketika negara itu berdiri dan banyak harapan menginspirasi mereka," kata Gutteres.
Sekjen PBB itu menambahkan bahwa upaya-upaya untuk melaksanakan perjanjian damai tahun 2015 akan bergantung pada kemajuan seluruh dialog nasional yang inklusif yang diumumkan baru-baru ini oleh Presiden Salva Kiir dan upaya besar internasional yang melibatkan PBB, Uni Afrika, dan blok perdagangan regional IGAD.
“Salah satu tujuan saya adalah berusaha menciptakan mekanisme kerjasama yang baik antara organisasi-organisasi sub regional, IGAD, Uni Afrika dan PBB untuk melakukan apa yang bisa dilakukan untuk menghindari yang terburuk di Sudan Selatan dan membawa situasi Sudan Selatan ke jalur perdamaian yang lebih baik,”kata Guterres.
Gutteres mengatakan selama KTT Uni Afrika di Addis Ababa ia mendapat kepastian dari Presiden Kiir bahwa pemerintah akan bekerjasama dengan Pasukan Pelindung Regional dukungan PBB yang terdiri dari 4.000 tentara yang seharusnya membantu menstabilkan perdamaian di ibukota Juba. [my//al]