Koalisi oposisi Mali mengatakan pasukan keamanan menahan dua tokoh yang memimpin sejumlah unjuk rasa anti-pemerintah dan menyerbu markas mereka pada Sabtu (11/7), setelah berbagai demonstrasi yang diwarnai kekerasan terhadap presiden.
Sekelompok kecil demonstran memasang barikade dari ban-ban dan potongan kayu untuk menutup lalu lintas di beberapa distrik di ibu kota Mali, Bamako. Namun, jumlah pengunjuk rasa jauh lebih sedikit dibandingkan ribuan yang turun ke jalan-jalan dan menduduki gedung-gedung pemerintah pada Jumat (10/7).
Koalisi oposisi M5-RFP mengatakan Choguel Kokala Maiga dan Mountaga Tall, dua tokoh senior dalam gerakan itu, ditahan bersama beberapa aktivis lain pada Sabtu (11/7). Seorang pemimpin protes lain, Issa Kaou Djim, ditangkap pada Jumat (10/7).
Selain itu, pasukan keamanan "datang dan menyerang dan mengobrak abrik markas kami," kata juru bicara M5-RFP Nouhoum Togo.
Belum ada komentar segera dari Kementerian Keamanan. [vm/ft]