Pangeran Arab Saudi Turki al-Faisal mengatakan negaranya tidak akan menormalkan hubungan dengan Israel sebelum Israel mengembalikan tanah yang direbutnya dalam Perang Enam Hari tahun 1967.
Mantan menteri intelijen dan dutabesar Saudi untuk Amerika itu menambahkan jika mengakui Israel berarti Arab Saudi akan menyetujui "imoralitas" dan meremehkan hukum internasional.
Faisal membuat komentar itu dalam pidato di Carnegie Endowment for International Peace di Washington hari Kamis.
Pangeran itu mengatakan Arab Saudi akan memperbarui tawarannya untuk memimpin upaya Arab menerima Israel secara diplomatik jika Israel bersedia mengembalikan tanah yang direbut. Wilayah yang direbut Israel dalam perang tahun 1967 itu termasuk Yerusalem Timur, Tepi Barat, Jalur Gaza dan Dataran Tinggi Golan.
Pidato Faisal dikemukakan di tengah upaya Amerika untuk membuat kesepakatan damai Israel-Palestina selambat-lambatnya pertengahan tahun depan. Perundingan damai itu saat ini terhenti akibat berakhirnya pembekuan permukiman Israel di tanah yang dikehendaki Palestina sebagai negaranya pada masa depan.