Para pejabat Kongo telah mengukuhkan kematian satu dari sedikitnya dua pasien Ebola baru di provinsi Kivu Selatan.
Wabah Ebola di Kongo telah menewaskan lebih dari 1.800 orang, tetapi baru pertama kali ini epidemi yang telah berlangsung setahun belakangan menyebar hingga ke Kivu Selatan. Pasien-pasien baru dilaporkan hari Jumat di dekat kota Bukavu di daerah Mwenga, Kongo, dekat dengan perbatasan Rwanda.
Mengobati Ebola merupakan tantangan tersendiri bagi pihak berwenang Kongo karena perselisihan antarwarga yang tengah berlangsung.
Selain itu, banyak orang yang tidak percaya bahwa Ebola itu nyata. Bukannya mencari pengobatan medis, mereka malah memilih tinggal di rumah, yang membuat virus Ebola menyebar.
Upaya-upaya anti-Ebola sejauh ini menghadapi kesulitan akibat warga curiga atas tindakan pencegahan meluas yang dilakukan para petugas layanan kesehatan untuk menghentikan penyebaran penyakit yang sangat menular ini. Karena virus Ebola dapat ditularkan melalui cairan tubuh mayat, pemakaman korban Ebola juga memerlukan pengaturan keamanan yang ketat.
Wabah yang sekarang ini dianggap sebagai yang terburuk sejak wabah dua tahun di Afrika Barat yang dimulai pada 2014 dan menewaskan lebih dari 11 ribu orang. [uh/lt]