Tautan-tautan Akses

'Salam Neighbor' Dokumentasikan Pengungsi Suriah


'Salam Neighbor' Documents Daily Life of Syrian Refugees
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:02:42 0:00

Film dokumenter 'Salam Neighbor' memperlihatkan kehidupan sehari-hari pengungsi Suriah.

Pembuat film AS Chris Temple dan Zach Ingrasci mengeksplorasi kehidupan sehari-hari para pengungsi dan menghapus mitos-mitos mengenai mereka.

Sekitar 80.000 orang tinggal di kamp pengungsi Za'atari di Yordania. Selama satu bulan, jumlah itu termsuk pembuat film dokumenter Chris Temple dan produser Zach Ingrasci.

Dari tenda di tengah kamp, kedua warga Amerika itu ingin menglami secara langsung bagaimana hidup dalam diaspora tersebut. Tujuannya adalah untuk mengkomunikasikan interaksi mereka sehari-hari dengan seluruh dunia. Hasilnya adalah sebuah film dokumenter berujudul "Salam Neighbor."

Saat makan bersama dengan para "tetangganya", salah seorang pengungsi mengeluhkan "adanya persepsi di seluruh dunia bahwa orang Arab dan Muslim adalah teroris."

Temple mengatakan kepada VOA bahwa salah satu alasan ia ingin membuat film dokumenter tersebut adalah untuk menghapus stereotip negatif dan mengkonfrontasi prasangka Barat terhadap para pengungsi.

Para pembuat film "Salam Neighbor" bersama para pengungsi di kamp Za'atari, Yordania.
Para pembuat film "Salam Neighbor" bersama para pengungsi di kamp Za'atari, Yordania.

"Populasi yang mendapat tekanan dan ketakutan terbesar atas serangan teroris adalah para pengungsi, populasi Arab dan populasi Muslim di wilayah ini," ujarnya.

"Ini bukan serangan Muslim vs. Kristen. Bayangkan keluarga di Suriah sekarang. Terjebak antara [rezim Presiden Suriah Bashar al-] Assad dan kelompok seperti ISIS."

Film tersebut, yang terjemahannya berarti "Halo, Tetangga," memperlihatkan bahwa para pengungsi di Za'atari sebagian besar adalah kelas menengah. Salah satunya adalah Rauf, 11, yang menderita kelainan stress pasca-trauma akibat pemboman dekat rumahnya.

Rauf menolak keluar dari tenda dan tidak mau pergi ke sekolah di kamp karena, meskipun Za'atari dianggap zona aman, 11 kilometer dari medan perang, pemboman masih mengguncang kamp.

"Apa salah Rauf?" tanya Temple, dengan menekankan bahwa 75 persen dari 4,8 juta pengungsi Suriah adalah perempuan dan anak-anak.

Dalam salah satu adegan, Temple bertanya pada Ghassem, seorang warga kamp, "Sebagai orang Arab, apa arti pengungsi dunia untukmu?" Ghassem menjawab, "Seseorang yang dipaksa meninggalkan negara dan rumahnya. Ia tidak punya uang. Yang ia miliki hanya pakaian di punggungnya dan keluarganya."

Temple mengatakan ia berharap film dokumenternya akan membuka hati dan pikiran mengenai jutaan pengungsi Suriah yang terdampar di negara-negara seperti Turki, Lebanon dan Yordania. [hd]

XS
SM
MD
LG