Tautan-tautan Akses

Di PBB, Para Pemimpin Dunia Janjikan Dukungan Bagi Pengungsi dan Migran


Suasana di sekitar markas besar PBB di New York (Foto: dok).
Suasana di sekitar markas besar PBB di New York (Foto: dok).

Masyarakat internasional berjanji untuk memperbaiki tanggapan mereka atas krisis pengungsi dan migrasi global, meski ada keraguan apakah rencana itu cukup memadai.

Reporter VOA Margaret Besheer melaporkan dari markas besar PBB di New York, di mana para pemimpin dunia bertemu pada sebuah KTT yang dilangsungkan di sela-sela sidang tahunan Majelis Umum PBB.

Sekitar 65 juta orang di berbagai penjuru dunia kini terpaksa mengungsi. Ini belum pernah terjadi sebelumnya.

Mohammed Badran adalah salah satu di antara mereka. Pria asal Suriah itu kini mengungsi di Belanda. Ia menyaksikan sendiri bagaimana Eropa kesulitan menampung arus masuk pengungsi.

“Ada kekhawatiran yang begitu mencolok terhadap pengungsi. Sebagai pengungsi yang tergolong muda, kita menghadapi kemarahan dan kekhawatiran itu setiap hari. Semua pintu tertutup bagi kami. Kami tidak bisa mengenyam pendidikan tinggi. Kita sering ditolak, tidak ditanggapi serius dan diremehkan,” kata Mohammed Badran.

Negara-negara anggota PBB sepakat untuk meningkatkan dukungan bagi negara-negara yang paling terimbas krisis tersebut, serta menambah pendanaan kemanusiaan dan permukiman bagi pengungsi. Namun rencana untuk memukimkan kembali 10 persen pengungsi dunia setiap tahunnya dibatalkan.

"Jangan pandang pengungsi atau migran sebagai beban. Mereka menawarkan potensi besar jika kita memberi mereka kesempatan," kata Sekjen PBB Ban Ki-Moon.

Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM), yang memiliki 10 ribu staf yang tersebar di lima benua, Senin, secara resmi bergabung dengan PBB.

"Untuk kali pertama dalam 71 tahun, PBB kini memiliki badan urusan migrasi,” kata ketua IOM William Lacy Swing.

PBB juga melancarkan kampanye menentang diskriminasi dan sikap anti-asing terkait pengungsi dan migran menyusul keputusan sejumlah negara untuk menutup perbatasan mereka dari eksodus manusia yang kian membengkak.

Komisioner Tinggi PBB Urusan HAM, Zeid Al-Hussein, mengecam para pemimpin dunia yang menentang usaha untuk berbagi tanggung jawab yang lebih besar dan membiarkan terjadinya perpecahan di dalam negeri mereka sendiri terkait pengungsi dan migran.

"Beberapa pemimpin itu ada di ruangan ini pagi ini. Kalau Anda berada di sini saat ini, saya katakan pada Anda: Kami akan terus menyebut Anda secara terbuka. Anda mungkin akan segera ke luar dari ruangan ini, namun tidak akan bisa lari dari penilaian kami, masyarakat dunia, terhadap Anda,” kata Zeid Al-Hussein.

Pidato Zeid Al-Hussein itu bergema ke seluruh ruangan. [ab/uh]

XS
SM
MD
LG