Tautan-tautan Akses

Salah Urus Ekonomi, Parlemen Iran Pecat Menteri Ekonomi


Abdolnaser Hemmati menghadiri debat pemilu di sebuah studio televisi di Tehran, Iran, 8 Juni 2021. (Morteza Fakhri Nezhad/YJC/WANA via Reuters)
Abdolnaser Hemmati menghadiri debat pemilu di sebuah studio televisi di Tehran, Iran, 8 Juni 2021. (Morteza Fakhri Nezhad/YJC/WANA via Reuters)

Menurut situs-situs web tidak resmi, seperti alanchand.com, selama periode delapan bulan, mata uang Iran telah kehilangan hampir setengah nilainya terhadap dolar Amerika.

Parlemen Iran pada Minggu (2/3) melakukan pemungutan suara untuk mencopot Menteri Ekonomi Abdolnaser Hemmati dari jabatannya karena salah urus ekonomi dan mata uang nasional yang anjlok, kata media pemerintah.

Parlemen menggulingkan Hemmati lewat mosi tidak percaya, hampir delapan bulan setelah Presiden Masoud Pezeshkian melantik kabinetnya.

Menurut situs-situs web tidak resmi, seperti alanchand.com, selama periode delapan bulan, mata uang Iran telah kehilangan hampir setengah nilainya terhadap dolar Amerika.

Rial Iran saat ini diperdagangkan pada 927.000 terhadap 1 dolar AS, dibandingkan 595.500 pada Agustus tahun lalu.

Sejumlah anggota parlemen yang menentang Hemmati menilai, selain gagal mencegah kenaikan harga barang-barang kebutuhan pokok seperti obat-obatan, makanan dan perumahan, Hemmati juga tidak mampu mengendalikan pasar valuta asing.

Prioritas Ekonomi Hemmati Dinilai Kurang Tepat

Media pemerintah Iran melaporkan Hemmati telah memprioritaskan untuk mengakhiri sanksi Amerika terhadap Iran dan menghapus negara itu dari daftar hitam Satuan Tugas Aksi Keuangan (Financial Action Task Force). Hal ini ditentang oleh anggota-anggota parlemen yang percaya bahwa Teheran harus fokus pada “netralisasi” sanksi.

Para pendukung Hemmati mengatakan ini bukan saat yang tepat untuk memecat menteri perekonomian karena Iran masih berada di bawah sanksi Amerika. Mengganti Hemmati dengan pejabat baru, kata mereka, akan semakin memperparah ketidakstabilan.

Perekonomian adalah tantangan utama bagi para ulama yang berkuasa di Iran, yang khawatir akan bangkitnya protes masyarakat berpenghasilan rendah dan menengah yang marah karena meningkatnya kemiskinan. Aksi-aksi protes ini telah mulai muncul sejak 2017.

Presiden Amerika Donald Trump telah menerapkan kembali kampanye “tekanan maksimum” untuk memangkas ekspor minyak Iran hingga nol.

Dalam pemungutan suara hari Minggu, 182 anggota parlemen mendukung mosi tidak percaya terhadap Hemmati, sementara 89 orang menentang langkah itu. [em/ab]

Forum

XS
SM
MD
LG