Tautan-tautan Akses

Rubio Soroti Munculnya Ancaman Teror di Afghanistan


FILE - Seorang anggota polisi setempat berpatroli di pos pemeriksaan untuk militan ISIS di provinsi Nangarhar, Afghanistan, 7 Juli 2018.
FILE - Seorang anggota polisi setempat berpatroli di pos pemeriksaan untuk militan ISIS di provinsi Nangarhar, Afghanistan, 7 Juli 2018.

Seorang pejabat Amerika Serikat tidak menganggap situasi di sana seperti sebelum 9/11, tetapi menambahkan bahwa ada beberapa tempat yang menciptakan peluang bagi kelompok seperti al-Qaida dan ISIS.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Marco Rubio, Kamis (20/2) malam menyatakan bahwa ada wilayah-wilayah tanpa pemerintahan di Afghanistan yang dikuasai Taliban bisa memberikan peluang bagi kelompok-kelompok ekstremis untuk beroperasi.

Komentar tersebut muncul dalam wawancara dengan mantan koresponden CBS Catherine Herridge di X, ketika Rubio ditanya apakah intelijen menunjukkan al-Qaeda dan ISIS telah mendirikan tempat perlindungan yang aman di Afghanistan, dan apakah hal tersebut menimbulkan ancaman serupa seperti sebelum serangan 11 September 2001.

"Saya tidak akan mengatakan bahwa ini adalah situasi sebelum 11 September, tetapi saya pikir setiap kali ada ruang pemerintahan yang diperebutkan dan tidak ada pemerintah yang memiliki kendali penuh atas setiap bagian wilayah mereka, hal itu menciptakan peluang bagi kelompok-kelompok ini," kata Rubio.

"Perbedaan antara hari ini dan 10 tahun lalu adalah bahwa kita tidak memiliki elemen Amerika di lapangan untuk menarget dan mengejar mereka," komentar diplomat tinggi Amerika Serikat tersebut.

Rubio menambahkan bahwa dalam beberapa kasus, Taliban telah bersikap kooperatif ketika "diberitahu bahwa ISIS atau al-Qaeda beroperasi di bagian negara Anda yang ini" dan mengejar mereka. Tidak demikian halnya dalam kasus-kasus lain, katanya.

“Jadi, saya tidak akan membandingkannya dengan sebelum 11 September, tetapi yang jelas ketidakpastiannya jauh lebih besar — dan tidak terbatas pada Afghanistan saja,” kata Rubio.

Taliban tidak segera menanggapi pernyataan Rubio, tetapi mereka terus-menerus mengklaim telah menguasai seluruh negeri dan menolak adanya organisasi teroris asing di tanah Afghanistan.

Komentar Rubio muncul beberapa hari setelah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan bahwa anggota al-Qaeda terus mencari perlindungan di seluruh Afghanistan di bawah perlindungan badan intelijen Taliban.

“Taliban mempertahankan lingkungan yang permisif yang memungkinkan al-Qaeda untuk berkonsolidasi, dengan keberadaan rumah-rumah perlindungan dan kamp-kamp pelatihan yang tersebar di seluruh Afghanistan,” demikian bunyi laporan tersebut.

Laporan tersebut juga menggambarkan afiliasi ISIS yang berbasis di Afghanistan, ISIS-Khorasan, atau IS-K, sebagai “ancaman teroris ekstra-regional terbesar.”

Penilaian PBB menyoroti bahwa selain serangan terhadap otoritas Taliban dan minoritas agama Afghanistan, pendukung IS-K melakukan serangan hingga ke Eropa. Kelompok tersebut “secara aktif berupaya merekrut anggota dari negara-negara Asia Tengah” yang berbatasan dengan Afghanistan.

Taliban secara militer kembali berkuasa pada bulan Agustus 2021 ketika pemerintah Afghanistan saat itu runtuh karena semua pasukan sekutu NATO yang dipimpin Amerika Serikat menarik diri dari negara itu setelah hampir dua dekade berada di sana. [es/dw]

Recommended

XS
SM
MD
LG