Malaysia berencana meluncurkan mobil terbang. Rencana yang diungkap oleh seorang menteri itu sontak memicu banjir kritikan di negara yang memiliki sejarah proyek automotif yang tak selalu sukses.
Model asli kendaraan itu, yang menggunakan teknologi lokal, akan diluncurkan akhir tahun ini, kata Menteri Pembangunan Wiraswasta Redzuan Mohamad Yusof, kantor berita AFP melaporkan, mengutip laporan kantor berita pemerintah, Bernama.
Biaya untuk mengembangkan kendaraan itu sekitar satu juta ringgit (Rp 3,4 miliar) dan akan terbang di ketinggian rendah, kata Redzuan, Selasa (26/2), tanpa menjelaskan rincian lebih lanjut.
Proyek mobil sebelumnya di Malaysia tidak selalu mencetak sukses. Malaysia mulai memproduksi mobil nasional, Proton, pada 1980-an. Tetapi mereka sering dikritik karena modelnya tidak menarik dan kualitas pengerjaan yang buruk. Alhasil, popularitas mobil nasional semakin menurun.
Bagi masyarakat kebanyakan, proyek mobil terbang tak lebih dari rencana konyol yang dibuat -dibuat oleh para politsi.
“Saya kehabisan kata-kata. Saya belum pernah membaca kekonyolan seperti ini seumur hidup saya,” tulis seorang komentator online.
Aman Shah mengunggah di laman facebook: “Bagaimana mungkin orang ini bisa terpilih sebagai menteri? Selesaikan masalah transportasi umum terlebih dahulu daripada menciptakan mobil terbang.”
Ada beberapa upaya di berbagai belahan dunia untuk mengembangkan mobil terbang, seperti mobil Transisi yang dibuat oleh perusahaan AS Terrafugia dan AeroMobil yang diproduksi di Slovakia.
Keduanya membutuhkan waktu bertahun-tahun dan biaya yang besar untuk mengembangkan mobil tersebut. Belum pengembangan mobil terbang yang siap untuk dijual.
Beberapa mempertanyakan alasan mengapa Malaysia justru ingin mengembangkan mobil terbang sementara industri mobil nasionalnya sendiri tengah menghadapi berbagai masalah.
“Kita bahkan tidak bisa mempromosikan mobil hibrida dan listrik dengan benar dan menjualnya dengan harga terjangkau, sekarang mau berbicara soal mobil terbang. Lucu sekali,” kata sebuah komentar.
Sejak menjabat sebagai perdana menteri untuk yang kedua kalinya, Mahathir Mohamad, telah mengumumkan rencana untuk proyek mobil nasional baru, yang kemudian memicu kecaman luas. Sebelumnya, Mahathir gigih memperjuangkan Proton. [er/ft]