Tautan-tautan Akses

Rekam Jejak Hindarkan Anak Tertular Corona


Seorang anak menggunakan masker pelindung ketika keluarganya berziarah menjelang bulan puasa Ramadhan, di tengah penyebaran corona (COVID-19), di Jakarta, 23 April 2020. (Foto: Reuters/Willy Kurniawan)
Seorang anak menggunakan masker pelindung ketika keluarganya berziarah menjelang bulan puasa Ramadhan, di tengah penyebaran corona (COVID-19), di Jakarta, 23 April 2020. (Foto: Reuters/Willy Kurniawan)

Beberapa anak tertular virus corona di Solo. Otorita berwenang menilai rekam jejak penting dilakukan untuk mencegah penularan serupa.

Satgas Covid 19 Solo menemukan kasus baru virus corona yang menjangkiti beberapa anak di kota itu. Juru bicara Satgas Covid-19 di Solo, Ahyani, Kamis (23/4), mengungkapkan kasus ini menjadi perhatian serius dan mendorong diperketatnya proses tracing atau rekam jejak keluarga anak-anak tersebut guna mencegah meluasnya perebakan wabah.

"Kami menemukan kasus baru. Anak-anak usia dibawah 10 tahun, ada 2 anak di Solo terkonfirmasi positif virus corona," kata Ahyani.

Terjangkitnya kedua anak tersebut, katanya, diperkirakan akibat tertular. Untuk itu, lanjut Ahyani, pihaknya tengah melakukan penelusuran rekam jejak kontak dan riwayat perjalanan pasien.

"Rekam jejak kontak dan perjalanannya sedang kami tracking. Kalau biasanya ini tertular orang dekat, anak-anak biasanya dari orang tua, pengasuh, atau saat lepas pengawasan orangtua, kontak dengan orang lain di luar rumah," kata Ahyani.

Padahal penanganan corona pada pasien anak relatif lebih rumit dibandingkan pasien dewasa sehingga diperlukan penanganan khusus. Selain itu, orang-orang terdekatnya juga perlu diisolasi, paparnya.

"Kalau dewasa, dia bisa sendiri, tapi masalahnya ini masih anak-anak, butuh psikolog atau pendamping anak. Protapnya kan tetap harus diisolasi. Kalau anak usia 6 tahun dan 2 tahun, dibawah 10 tahun, kan jelas masih tergantung pada ibu atau orangtuanya," ujar Ahyani.

Selama penetapan Kejadian Luar Biasa (KLB) Corona di Solo, pemerintah kota sudah menegaskan agar sekolah-bekerja dan beribadah dilakukan di rumah saja. Tetapi mengingat tidak semua orang tua bisa bekerja dari rumah, walhasil anak-anak ikut diajak ke tempat kerja –seperti pasar atau ruang publik lain– atau bahkan keluyuran sendiri tanpa pengawasan.

Sebuah video yang menunjukkan petugas satpol PP Pemkot Solo menemukan sekelompok anak bermain di Taman Bermain viral di media sosial. Dalam video itu, petugas meminta anak-anak itu segera pulang.

Petugas Satpol PP Pemkot Solo menemukan sekelompok anak bermain di Taman Bermain. (Foto: Courtesy/Pemkot Solo)
Petugas Satpol PP Pemkot Solo menemukan sekelompok anak bermain di Taman Bermain. (Foto: Courtesy/Pemkot Solo)

"Sebelum masuk rumah jangan lupa cuci tangan, ganti baju, cuci bajunya, monggo langsung pulang. Orang tuamu pada kemana tho? Jangan keluyuran," kata sang petugas.

Tak hanya di Solo, seorang anak di Temanggung, Jawa Tengah, juga diketahui positif Covid-19. Ia tertular dari orang tuanya yang mengikuti ijtima ulama di Gowa beberapa waktu lalu.

Di Bogor, seorang bayi berusia 3 bulan dinyatakan positif virus corona.

Sementara itu, di Kalimantan Timur seorang bocah 8 tahun meninggal dunia saat dalam perawatan tim medis. Bocah yang memiliki riwayat sakit ginjal itu kemudian diketahui positif corona. Orang tuanya diketahui memiliki rekam jejak pergi ke Jakarta, yang menjadi hotspot perebakan saat ini.

Seorang anak lelaki mengintip ke luar dari jendela, ketika pembatasan sosial berskala besar diterapkan untuk mencegah penyebaran corona di Depok, di pinggiran Jakarta, Indonesia, 15 April 2020. (Foto: Reuters/Ajeng Dinar Ulfiana)
Seorang anak lelaki mengintip ke luar dari jendela, ketika pembatasan sosial berskala besar diterapkan untuk mencegah penyebaran corona di Depok, di pinggiran Jakarta, Indonesia, 15 April 2020. (Foto: Reuters/Ajeng Dinar Ulfiana)

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga, Kamis (23/4), mengungkapkan keluarga harus menjadi benteng pertahanan dalam mencegah penularan virus corona.

"Selama masa pandemi. bekerja dari rumah bagi orang tua dan belajar dari rumah bagi anak-anak. Saat ini kesehatan adalah hal paling utama," kata Bintang Puspayoga.

Menurutnya pemerintah tidak menampik kondisi darurat yang berdampak besar pada sisi sosial ekonomi masyarakat, terutama keluarga. Untuk itu Kementerian PPPA menginisiasi sebuah gerakan yang bernama "Bersama Jaga Keluarga" selama pandemi corona ini.

"Gerakan ini melibatkan berbagai instansi dan organisasi lintas sektoral, dari kementerian, Dinas PPPA di berbagai daerah, jejaring relawan perempuan dan anak, Forum Anak, dan sebagainya," jelasnya.

Data Kementerian PPPA dari 21 provinsi sejauh ini mencatat 26 anak positif Covid-19 – sembilan dinyatakan sembuh dan enam meninggal dunia. Sedangkan yang berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP) mencapai 991 anak dan Orang Dalam Pengawasan (ODP) sebanyak 6.744 anak. [ys/em/ah]

Recommended

XS
SM
MD
LG