Raja Thailand telah menggagalkan rencana kakak perempuannya untuk menjadi kandidat perdana menteri negara itu.
Partai Thai Raksa Chart mengumumkan pada Jumat (8/2) bahwa Putri Ubolratana, yang berusia 67, akan menjadi nominasi perdana menteri dari partai itu untuk pemilu 24 Maret.
Harapan politik bagi putri itu langsung sirna ketika adiknya, sang raja, mengeluarkan pernyataan singkat yang mengatakan pencalonan itu "sangat tidak pantas" dan bertentangan dengan tradisi dan budaya nasional.
Sabtu (9/2), Partai Thai Raksa Chart yang bersumpah setia kepada raja mengatakan dalam pernyataan bahwa pihaknya "mematuhi perintah kerajaan itu."
Puangthong Pawakapan, profesor ilmu politik Universitas Chulalongkorn, mengatakan kepada kantor berita Perancis AFP bahwa ketidaksetujuan raja itu membatalkan pencalonan adiknya.
Dalam sebuah pesan Instagram pada Sabtu (9/2), putri itu, tanpa menyinggung tentang adiknya atau pupusnya rencana politiknya, berterima kasih kepada para pendukungnya atas "kasih sayang dan kebaikan" mereka dan menyatakan keinginannya untuk melihat negara itu memperluas hak-hak dan peluang bagi rakyat.
Thailand sudah menjadi kerajaan konstitusional sejak 1932. [vm]