TV pemerintah Yordania, Minggu (11/4) menunjukkan, Raja Yordania Abdullah, tampil di depan umum bersama saudara tirinya Pangeran Hamzah. Ini merupakan penampilan bersama pertama mereka sejak krisis di istana yang melibatkan pangeran Hamzah mengguncang kerajaan itu.
Tayangan tersebut menunjukkan sekelompok bangsawan Yordania di sebuah mausoleum di mana nenek moyang mereka dimakamkan, pada peringatan 100 tahun berdirinya kerajaan itu.
Akun Twitter istana mempublikasikan foto kelompok tersebut di sebuah pemakaman dengan judul " Raja Abdullah II, Putra Mahkota HRH Al Hussein ... dan Hamzah bin Al Hussein ... mengunjungi makam mendiang Raja Abdullah I".
Semua memakai pakaian sipil, selain Hussein, pewaris takhta, yang mengenakan pakaian militer.
Yordania, Minggu memperingati 100 tahun kerajaan itu, sebuah negara yang miskin sumber daya di sebuah kawasan yang dilanda perang, namun krisis di istana dan pandemi virus corona membayangi perayaan tersebut.
Pemerintah menuduh Hamzah mantan putra mahkota yang disisihkan sebagai pewaris takhta dan digantikan oleh putra Abdullah, Hussein pada 2004 , terlibat dalam konspirasi untuk "mengacaukan keamanan kerajaan itu".
Sekurangnya 16 orang ditangkap.
Tetapi Abdullah, Rabu mengatakan bahwa Hamzah, yang telah menandatangani surat kesetiaannya kepada raja setelah dimediasi oleh seorang paman, aman di istananya di bawah "perlindungan" Abdullah.
Dalam pidatonya yang dibacakan atas nama Raja di televisi pemerintah, Raja Abdullah menambahkan "hasutan sejak awal telah diatasi".
Hamzah sebelumnya diangkat sebagai putra mahkota dan pewaris takhta pada 1999 sesuai dengan keinginan ayahnya, tetapi Abdullah mencabut gelar itu pada 2004 dan menunjuk putra tertuanya sendiri, Hussein menggantikan Hamzah.
Hamzah dalam pesan video yang diterbitkan oleh BBC pada 3 April mengklaim telah ditempatkan dalam tahanan rumah dan mengecam korupsi dan ketidakmampuan penguasa Yordania.
Menteri Luar Negeri Ayman Safadi kemudian menuduh sekelompok orang bersama pihak asing membuat Yordania tidak stabil, tetapi menolak untuk menyebut nama mereka.
Namun, setelah ada perundingan mediasi, Hamzah menyampaikan kesetiaannya kepada raja. [my/jm]