Pasukan keamanan melepaskan tembakan untuk membubarkan sekelompok pemrotes yang marah ketika mereka berbaris di jalan-jalan Kandahar, membakar mobil-mobil dan gedung-gedung. Sedikitnya 10 orang tewas dan 83 luka-luka di Afghanistan selatan, Sabtu, pada hari kedua aksi protes atas pembakaran al-Qur’an oleh sebuah gereja Kristen radikal di Amerika.
Kerusuhan di Kandahar terjadi sehari setelah pemrotes menyerbu kompleks PBB di kota Mazar-i-Sharif, Afghanistan utara, menewaskan tujuh pekerja asing, menyusul sebuah demonstrasi menentang pembakaran al-Qur’an.
Presiden Amerika Barack Obama mengecam pembakaran al-Qur'an di Florida, ia mengatakan penodaan setiap kitab suci, termasuk Qur'an, adalah tindakan ekstrim yang tidak bertoleransi dan fanatik. Tetapi, ia juga mengatakan bahwa penyerangan dan membunuh orang yang tidak bersalah dalam menanggapi hal tersebut sebagai "keterlaluan, dan tidak manusiawi dan bermartabat." Obama menambahkan agama tidak mentolerir pemotongan dan pemenggalan kepala orang yang tidak bersalah, dan tidak ada pembenaran atas tindakan tercela dan menyedihkan itu.
Sekjen PBB Ban Ki-moon kepada Presiden Afghanistan Hamid Karzai dalam percakapan telepon, Sabtu, mengatakan dirinya sedih dan terguncang oleh serangan tersebut. Ban juga berbicara lewat telepon dengan Perdana Menteri Nepal Jhala Nath Khanal dan menteri-menteri luar negeri Norwegia, Swedia dan Romania untuk menyampaikan rasa belasungkawa atas tewasnya warga-warga negara mereka dalam serangan.
Komandan Pasukan AS dan NATO di Afghanistan, Jenderal David Petraeus, bersama dengan Presiden Karzai dan Sekjen NATO Anders Fogh Rasmussen turut mengutuk aksi-aksi kekerasan yang terjadi Jumat dan Sabtu tersebut.
Pemimpin-pemimpin gereja Florida yang membakar al-Qur’an dalam suatu demonstrasi anti-Islam telah menolak untuk bertanggungjawab atas kekerasan susulan itu.
Juga hari Sabtu, pejabat-pejabat NATO mengatakan, pemberontak yang menyamar berbalutkan busana perempuan Afghanistan, menyerang sebuah pangkalan koalisi di Kabul.
NATO mengatakan tiga militan, dua di antaranya pembom bunuh diri, tewas ketika mereka menyerang Camp Phoenix di Kabul. Tiga tentara NATO mengalami luka ringan.