Tautan-tautan Akses

Produsen Senjata Jerman Sambut 'Era Persenjataan Kembali' Eropa


Para pekerja di pabrik senjata Rheinmetall, di kota Unterluess, Jerman utara (ilustrasi).
Para pekerja di pabrik senjata Rheinmetall, di kota Unterluess, Jerman utara (ilustrasi).

Produsen senjata Jerman Rheinmetall mengatakan pada hari Rabu bahwa keputusan negara-negara Eropa untuk meningkatkan belanja militer dan mengurangi ketergantungan mereka terhadap AS, adalah kesempatan yang meningkat secara masif bagi sektor pertahanan.

“Sebuah era mempersenjatai kembali telah dimulai di Eropa yang akan membutuhkan banyak hal dari kita semua,” kata CEO Rheinmetall Armin Papperger dalam sebuah pernyataan ketika grup bisnis tersebut mempublikasikan laporan tahunannya.

Perkembangan ini membuka “prospek yang tumbuh untuk tahun-tahun mendatang yang belum pernah kita alami sebelumnya.”

Kembalinya Presiden Donald Trump di AS telah menggoyang kepercayaan terhadap komitmen jangka panjang Washington terhadap keamanan Eropa dan mendorong pemerintah negara-negara di benua itu untuk menjanjikan peningkatan belanja pertahanan.

Invasi skala penuh Rusia ke Ukraina pada 2022 telah memberi dorongan baru pada sektor ini di Eropa, dengan Rheinmetall yang merupakan perusahaan pertahanan terbesar di Jerman, menjadi salah satu yang mendapatkan manfaatnya.

Perusahaan itu mengatakan bahwa penjualannya secara keseluruhan naik menjadi 9,8 miliar euro atau $10,7 miliar tahun lalu, dari 7,2 miliar euro tahun sebelumnya, sebuah peningkatan sebesar 36 persen.

Dalam bisnis militernya saja, pertumbuhan terjadi lebih kuat dengan keuntungan melonjak 50 persen dalam setahun.

Sementara perusahaan-perusahaan Eropa seperti Rheinmetall masih jauh tertinggal dari para pesaingnya di AS dalam soal ukuran, naiknya belanja pertahanan di Eropa berpotensi mendorong sektor ini ke tingkat baru.

Kebijakan diplomatik baru dari Washington adalah “perubahan paradigma” yang akan “memaksa Eropa berinvestasi lebih besar di sektor pertahanan”, kata Papperger kepada para jurnalis.

Pendorong Pasar Kerja

Di antara negara-negara Eropa yang ingin meningkatkan kemampuan pertahanannya, Jerman berada di garis terdepan, yang ingin menebus kurangnya investasi selama bertahun-tahun.

Kanselir Jerman yang baru, Friedrich Merz, telah mengungkap rencana untuk memobilisasi ratusan miliar euro dalam beberapa tahun mendatang untuk belanja pertahanan dan infrastruktur.

Pengeluaran tambahan tersebut “cukup besar”, kata Papperger, dan dapat menjadikan industri pertahanan sebagai “motor penggerak lapangan kerja” di negara dengan ekonomi terbesar di Eropa itu.

Perusahaan pertahanan telah memperbesar eksistensi mereka di Jerman dalam cara yang belum pernah terlihat selama beberapa dekade.

Produsen tank Prancis-Jerman, KNDS, baru-baru ini mengambil alih bekas kawasan industri kereta api di kota Goerlitz di bagian timur, sementara perusahaan pertahanan Jerman Hensoldt telah mempertimbangkan untuk merekrut karyawan dari pemasok mobil Continental dan Bosch.

Para raksasa manufaktur tradisional Jerman telah berjuang dalam beberapa tahun terakhir karena tingginya biaya energi dan meningkatnya persaingan dari luar negeri.

Tren tersebut dapat dilihat di Rheinmetall sendiri, di mana aktivitas bisnis sektor sipilnya belum menunjukkan dinamika yang sama dengan bisnis pertahanannya. Grup tersebut saat ini sedang mempertimbangkan untuk mengalihkan dua pabrik di Jerman dari produksi suku cadang mobil ke manufaktur amunisi, karena permintaan terhadap amunisi melonjak.

Untuk 2025, grup bisnis tersebut memperkirakan total pendapatannya, yang mencakup bisnisnya di sektor sipil, akan meningkat 25 hingga 30 persen. Dalam sektor pertahanan saja, angkanya dapat mencapai 35 hingga 40 persen, kata mereka. [ns/uh]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG