Presiden Donald Trump memulai perjalanan internasional pertamanya Jumat (18/5) ke Timur Tengah dan Eropa, dengan harapan meninggalkan badai politik yang disulut oleh pemecatan Direktur FBI James Comey, laporan-laporan bahwa dia mendesak Comey untuk menghentikan penyelidikan terhadap mantan penasihat keamanan nasional Michael Flynn dan laporan bahwa dia mengungkapkan rahasia intelijen kepada Rusia.
Seperti dilaporkan koresponden National VOA Jim Malone dari Washington, pertanyaan tentang kredibilitas presiden sekarang menjadi inti masalah politiknya.
Hiruk-pikuk terjadi lagi di Gedung Putih saat para wartawan membombardir Presiden Trump dengan pertanyaan terkait keputusannya untuk berbagi rahasia intelijen dengan pejabat Rusia.
Setiap hari tampaknya muncul sebuah krisis baru termasuk laporan bahwa Trump meminta mantan direktur FBI James Comey untuk menghentikan penyelidikan terhadap penasihat keamanan nasional yang dipecatnya, Michael Flynn, dan penjelasan Gedung Putih yang berubah-ubah mengenai pemecatan Comey baru-baru ini.
Saat memberikan saran kepada kadet Coast Guard atau Pengawal Pantai pada acara wisuda mereka di Connecticut hari Rabu (17/5), Presiden Trump membalas para pengecamnya dan media berita.
"Tidak ada politisi dalam sejarah, dan saya mengatakan ini dengan kepastian besar, telah diperlakukan lebih buruk atau lebih tidak adil. Kalian tidak boleh membiarkan mereka menjatuhkan kalian. Kalian tidak boleh membiarkan kritik dan penentang menghalangi impian kalian," kata Presiden Trump.
Dengan kekacauan yang terus menerus di Gedung Putih, pemimpin Demokrat di Senat Chuck Schumer bertanya-tanya apakah presiden dapat dipercaya.
"Ada krisis kredibilitas dalam pemerintahan ini, yang akan merugikan kita dengan cara yang rasanya terlalu banyak untuk diuraikan. Di urutan paling atas adalah erosi kepercayaan pada kepresidenan dan kepercayaan pada Amerika oleh sahabat dan sekutu kita," kata Chuck Schumer.
Beberapa anggota Kongres dari Partai Republik menuntut informasi lebih banyak dari Gedung Putih, termasuk Ketua DPR Paul Ryan.
"Tugas kita adalah bertanggung jawab, sadar, dan terfokus hanya pada pengumpulan fakta," jelas Paul Ryan.
Kontroversi-kontroversi di dalam negeri pasti akan membuntuti Presiden Trump dalam perjalanannya ke luar negeri, kata analis CSIS, Anthony Cordesman.
"Satu pertanyaan yang dimiliki setiap orang di luar Amerika Serikat, dan mungkin tidak ditanyakan kepada presiden adalah, apa sesungguhnya kekuatan politiknya sehubungan dengan perpecahan di Kongres, masalah di dalam partainya sendiri dan dapatkah dia bergerak maju dengan agendanya sendiri?," kata Anthony Cordesman.
Presiden pasti akan menghadapi tes kredibilitas lebih banyak pada masa mendatang, terutama mengingat kemungkinan mantan Direktur FBI Comey pada akhirnya akan memberikan kesaksian secara terbuka di hadapan Kongres mengenai urusannya dengan presiden. [as/uh]