JAKARTA —
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara, Jakarta, Kamis malam (14/3) mengatakan Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian tidak melakukan tindakan konkrit mengatasi harga bawang yang menurutnya sudah tidak wajar.
“Saya belum melihat langkah-langkah yang lebih serius dan nyata, dan kemudian masalah itu bisa diatasi oleh jajaran pemerintahan terkait. Saya malah mendengar seperti saling menyalahkan dari satu kementerian ke kementerian yang lain. Ini buruk,” ujarnya.
“Yang benar adalah, segera atasi masalah itu, duduk bersama berbicara dengan daerah, gubernur, bupati dan walikota, dan kemudian stabilisasi dilakukan bisa mengatasi masalah ini. Ini tidak boleh begini, nah kalau tingkatannya masih seperti ini komoditas yang mengalami kenaikan tidak wajar, selesaikan.”
Menteri Perdagangan Gita Wirjawan menilai kenaikan harga bawang merah dan bawang putih terjadi karena Kementerian Pertanian memberlakukan kebijakan larangan impor. Saat ini, ujar Gita, bawang impor sudah siap masuk ke pasar-pasar di Indonesia namun terkendala akibat tidak mendapat izin.
“Kalau memang ada kekurangan-kekurangan di pihak kita, yang harus disikapi kita akan sikapi. Tapi jangan lupa, ada juga yang terkait dengan unsur dimana barangnya itu didatangkan tanpa pemerolehan izin sama sekali, rekomendasinya nggak ada, izinnya juga nggak ada, nah itu yang juga harus disikapi,” ujarnya.
Sementara menurut Menteri Pertanian Suswono, pihaknya akan menginvestigasi mencari penyebab naiknya harga bawang merah dan bawang putih.
“Kalau harga biasanya ya supply/demand. Boleh jadi sekarang ini harga naik karena mungkin pasokannya agak berkurang. Makanya ini yang sedang kita lakukan investigasi kekurangannya faktornya apa,” ujarnya.
Menurut Ketua Komite Ekonomi Nasional, Chairul Tanjung, harga berbagai komoditas pangan di Indonesia sering dipermainkan. Ia menambahkan dalam menghadapi ketidakpastian harga-harga, seharusnya pemerintah dan pihak terkait seperti importir dan asosiasi mencari solusi.
Komite Ekonomi Nasional dibentuk Presiden Yudhoyono pada tahun 2010 untuk membantu mengatasi berbagai hal terkait masalah ekonomi.
“Kalau seandainya petani sedang panen itu justru malah diimpor sehingga harga turun. Begitu petani tidak panen, itu barang yang tadinya dikumpulkan dikeluarkan. Ya ini permainan para pedagang, dan ini memang banyak sekali mekanisme-mekanisme yang harus dikaji ulang,” ujar Chairul.
Harga bawang merah dan bawang putih di Jakarta dan sekitarnya yang sebelumnya sekitar Rp 10 ribu per kilogram, saat ini mencapai sampai Rp 60 ribu per kilogram. Di beberapa daerah di Pulau Jawa, harga mencapai Rp 85 ribu per kilogram, dan bahkan di luar Pulau Jawa mencapai sekitar Rp 150 ribu per kilogram.
Menghadapi kondisi tersebut, pemerintah akan kembali mengimpor bawang merah dan bawang putih setelah sempat menghentikannya karena kebijakan Kementeri Pertanian yang bertujuan memberdayakan petani lokal.
“Saya belum melihat langkah-langkah yang lebih serius dan nyata, dan kemudian masalah itu bisa diatasi oleh jajaran pemerintahan terkait. Saya malah mendengar seperti saling menyalahkan dari satu kementerian ke kementerian yang lain. Ini buruk,” ujarnya.
“Yang benar adalah, segera atasi masalah itu, duduk bersama berbicara dengan daerah, gubernur, bupati dan walikota, dan kemudian stabilisasi dilakukan bisa mengatasi masalah ini. Ini tidak boleh begini, nah kalau tingkatannya masih seperti ini komoditas yang mengalami kenaikan tidak wajar, selesaikan.”
Menteri Perdagangan Gita Wirjawan menilai kenaikan harga bawang merah dan bawang putih terjadi karena Kementerian Pertanian memberlakukan kebijakan larangan impor. Saat ini, ujar Gita, bawang impor sudah siap masuk ke pasar-pasar di Indonesia namun terkendala akibat tidak mendapat izin.
“Kalau memang ada kekurangan-kekurangan di pihak kita, yang harus disikapi kita akan sikapi. Tapi jangan lupa, ada juga yang terkait dengan unsur dimana barangnya itu didatangkan tanpa pemerolehan izin sama sekali, rekomendasinya nggak ada, izinnya juga nggak ada, nah itu yang juga harus disikapi,” ujarnya.
Sementara menurut Menteri Pertanian Suswono, pihaknya akan menginvestigasi mencari penyebab naiknya harga bawang merah dan bawang putih.
“Kalau harga biasanya ya supply/demand. Boleh jadi sekarang ini harga naik karena mungkin pasokannya agak berkurang. Makanya ini yang sedang kita lakukan investigasi kekurangannya faktornya apa,” ujarnya.
Menurut Ketua Komite Ekonomi Nasional, Chairul Tanjung, harga berbagai komoditas pangan di Indonesia sering dipermainkan. Ia menambahkan dalam menghadapi ketidakpastian harga-harga, seharusnya pemerintah dan pihak terkait seperti importir dan asosiasi mencari solusi.
Komite Ekonomi Nasional dibentuk Presiden Yudhoyono pada tahun 2010 untuk membantu mengatasi berbagai hal terkait masalah ekonomi.
“Kalau seandainya petani sedang panen itu justru malah diimpor sehingga harga turun. Begitu petani tidak panen, itu barang yang tadinya dikumpulkan dikeluarkan. Ya ini permainan para pedagang, dan ini memang banyak sekali mekanisme-mekanisme yang harus dikaji ulang,” ujar Chairul.
Harga bawang merah dan bawang putih di Jakarta dan sekitarnya yang sebelumnya sekitar Rp 10 ribu per kilogram, saat ini mencapai sampai Rp 60 ribu per kilogram. Di beberapa daerah di Pulau Jawa, harga mencapai Rp 85 ribu per kilogram, dan bahkan di luar Pulau Jawa mencapai sekitar Rp 150 ribu per kilogram.
Menghadapi kondisi tersebut, pemerintah akan kembali mengimpor bawang merah dan bawang putih setelah sempat menghentikannya karena kebijakan Kementeri Pertanian yang bertujuan memberdayakan petani lokal.