Presiden Suriah Bashar al-Assad mengemukakan tekad itu dalam wawancara yang diterbitkan hari Kamis di surat kabar pemerintah al-Watan, sehari setelah militer Suriah yang didukung Rusia menguasai tiga perempat wilayah Kota Tua Aleppo, yang dikuasai pemberontak sejak tahun 2012.
Assad mengatakan kemenangan di Aleppo bukan berarti perang berakhir, tetapi mewakili langkah besar menuju berakhirnya perang.
Presiden Suriah itu juga menolak gagasan mengenai gencatan senjata di Aleppo, selama pemberontak masih berada di kota tersebut. Pasukan pemberontak telah mengusulkan gencatan senjata lima hari untuk memastikan evakuasi kemanusiaan warga sipil, seraya berjanji akan membahas masa depan Aleppo segera setelah evakuasi itu.
Komite Palang Merah Internasional (ICRC), Kamis (8/12) menyatakan telah mengevakuasi sekitar 150 warga sipil yang memerlukan perawatan medis darurat dari sebuah rumah sakit di Kota Tua Aleppo. “Banyak di antara mereka tidak dapat bergerak serta memerlukan perhatian dan perawatan khusus,” kata juru bicara ICRC Marianne Gasser.
Puluhan ribu warga sipil diperkirakan terperangkap di Aleppo Timur, meskipun ada lonjakan besar jumlah pengungsi yang melarikan diri dalam dua pekan terakhir ke distrik-distrik di bagian barat yang relatif aman dan dikuasai pemerintah. Para pemantau pekan lalu memperkirakan 18 ribu warga sipil di bagian timur telah bergerak menuju kawasan barat dan lebih dari 9 ribu lainnya menuju sebuah distrik yang dikuasai Kurdi. [uh/ab]
