Presiden Sudan Omar al-Bashir, yang menghadapi aksi protes terbesar sejak memegang kekuasaan 30 tahun lalu, hari Jumat (22/2) meminta Parlemen menunda perombakan Konstitusi yang akan memungkinkan dirinya maju untuk satu masa jabatan lagi dalam pemilihan presiden tahun 2020.
Dalam pidato di televisi nasional Bashir juga memaklumkan keadaan darurat untuk satu tahun dan akan membubarkan pemerintah pusat dan pemerintah negara bagian.
Demonstrasi anti pemerintah yang bermula tanggal 19 Desember dipicu oleh kenaikan harga dan sulitnya uang tunai dan dengan cepat berubah menjadi protes menentang pemerintahannya.
Dua pekan sebelum protes pecah mayoritas anggota Parlemen mendukung usul dilakukan perombakan terhadap Konstitusi supaya Bashir bisa mencalonkan diri lagi. Tetapi hari Sabtu Komite Parlemen yang ditugasi melakukan perubahan itu menunda sampai waktu tidak terbatas rapat untuk mempersiapkan perubahan dimaksud.
Sebelum Bashir mengucapkan pidatonya tadi, saksi mata mengatakan alat keamanan menggunakan gas airmata untuk membubarkan sedikitnya 200 pemerotes di Khartoum. Sudanese Professsionals’ Association (SPA) induk pelaksana aksi protes menyerukan agar protes dilanjutkan. (al)