Kunjungan pertama Menteri Pertahanan Amerika Chuck Hagel ke Afghanistan tercemar oleh pidato Presiden Afghanistan Hamid Karzai yang melontarkan tuduhan terhadap Amerika, serta beberapa ancaman keamanan yang memaksa pembatalan jumpa pers yang sudah sempat dijadwalkan.
Pihak berwenang tidak menjelaskan masalah keamanan tersebut, tetapi sehari sebelumnya dua pemboman bunuh diri – satu di Kabul dan satu lagi di Khost – menewaskan 19 orang. Sasaran pemboman di Kabul itu adalah Kementerian Pertahanan Afghanistan ketika Hagel berkunjung di ibukota tersebut.
Dalam pidatonya Minggu pagi, Presiden Karzai menuduh Taliban melayani kepentingan Amerika dengan menggunakan serangan seperti yang terjadi hari Sabtu (10/3) untuk menakut-nakuti warga Afghanistan agar menginginkan pasukan asing tetap tinggal di Afghanistan setelah batas waktu tahun 2014.
Dalam tanggapannya kepada wartawan yang turut bersamanya, Hagel mengatakan ia telah berbicara dengan “jelas dan langsung” kepada Karzai, dan mengatakan tidaklah benar Amerika bekerjasama secara sepihak dengan Taliban. Ia mengatakan bahwa setiap prospek perdamaian atau penyelesaian politik harus dipimpin oleh warga Afghanistan.
Jenderal tertinggi Amerika di Afghanistan, Jenderal Joseph Dunford, juga mengecam ucapan presiden Afghanistan itu dengan mengatakan, “kami sudah berjuang keras selama 12 tahun ini dan menumpahkan terlalu banyak darah, untuk beranggapan bahwa kekerasan atau ketidak-stabilan akan menguntungkan kami.”
Pemerintahan Karzai juga menuduh bahwa pasukan yang dipimpin Amerika yang bekerja bersama warga Afghanistan menangkap dan melanggar hak azasi mahasiswa.
Hagel datang ke Afghanistan sementara negara itu sedang berselisih dengan Amerika Serikat mengenai siapa yang menguasai sarana tahanan dan laju penarikan pasukan asing. Upacara pengalihan kekuasaan Amerika atas satu sarana tahanan utama kepada Afghanistan hari Sabtu juga dibatalkan karena kesepakatan yang dicapai kedua negara gagal.
Bulan lalu, pendahulu Hagel, Leon Panetta, mengatakan bahwa sekutu-sekutu Amerika dalam NATO tadinya sedang mempertimbangkan untuk meninggalkan antara 8.000 dan 12.000 pasukan internasional di Afghanistan setelah tahun 2014.
Saat ini ada kira-kira 100.000 tentara NATO di Afghanistan.
Pihak berwenang tidak menjelaskan masalah keamanan tersebut, tetapi sehari sebelumnya dua pemboman bunuh diri – satu di Kabul dan satu lagi di Khost – menewaskan 19 orang. Sasaran pemboman di Kabul itu adalah Kementerian Pertahanan Afghanistan ketika Hagel berkunjung di ibukota tersebut.
Dalam pidatonya Minggu pagi, Presiden Karzai menuduh Taliban melayani kepentingan Amerika dengan menggunakan serangan seperti yang terjadi hari Sabtu (10/3) untuk menakut-nakuti warga Afghanistan agar menginginkan pasukan asing tetap tinggal di Afghanistan setelah batas waktu tahun 2014.
Dalam tanggapannya kepada wartawan yang turut bersamanya, Hagel mengatakan ia telah berbicara dengan “jelas dan langsung” kepada Karzai, dan mengatakan tidaklah benar Amerika bekerjasama secara sepihak dengan Taliban. Ia mengatakan bahwa setiap prospek perdamaian atau penyelesaian politik harus dipimpin oleh warga Afghanistan.
Jenderal tertinggi Amerika di Afghanistan, Jenderal Joseph Dunford, juga mengecam ucapan presiden Afghanistan itu dengan mengatakan, “kami sudah berjuang keras selama 12 tahun ini dan menumpahkan terlalu banyak darah, untuk beranggapan bahwa kekerasan atau ketidak-stabilan akan menguntungkan kami.”
Pemerintahan Karzai juga menuduh bahwa pasukan yang dipimpin Amerika yang bekerja bersama warga Afghanistan menangkap dan melanggar hak azasi mahasiswa.
Hagel datang ke Afghanistan sementara negara itu sedang berselisih dengan Amerika Serikat mengenai siapa yang menguasai sarana tahanan dan laju penarikan pasukan asing. Upacara pengalihan kekuasaan Amerika atas satu sarana tahanan utama kepada Afghanistan hari Sabtu juga dibatalkan karena kesepakatan yang dicapai kedua negara gagal.
Bulan lalu, pendahulu Hagel, Leon Panetta, mengatakan bahwa sekutu-sekutu Amerika dalam NATO tadinya sedang mempertimbangkan untuk meninggalkan antara 8.000 dan 12.000 pasukan internasional di Afghanistan setelah tahun 2014.
Saat ini ada kira-kira 100.000 tentara NATO di Afghanistan.