Juru bicara Polda Aceh Komisari Besar Gustav Leo hari Jumat (13/1) di Banda Aceh mengatakan, pihaknya optimis mampu memburu pelaku dan mengungkap motif sejumlah aksi penembakan di Aceh.
Gustav Leo mengatakan, pihaknya tengah menghimpun keterangan dari sejumlah orang dan barang bukti untuk mengungkap tuntas aksi teror bersenjata di provinsi Aceh.
Ia mengatakan, “Yang lebih penting kita mempelajari pola dan cara para pelaku melakukan penembakan. Kalau pola ini dari tempat kejadian perkara TKP satu, kedua dan tiga (mungkin) ada kesamaan, tentunya pelakunya sama.”
Kepada pers hari Jumat (13/1), pihak kepolisian Aceh mengatakan, telah berhasil mengidentifikasi pelaku penembakan. Polisi mengatakan, mereka telah menangkap beberapa orang pelaku meski belum diumumkan kepada publik.
Pihak kepolisian Aceh mengatakan kasus-kasus penembakan tersebut tidak terkait dengan masalah-masalah Pilkada Aceh. Pekan lalu, polisi Aceh melaporkan korban meninggal telah bertambah 6 orang pasca penembakan sejak malam pergantian tahun disejumlah wilayah di provinsi itu.
Dari pantauan VOA, atas instruksi Mabes Polri, kurang dari 1.000 personil polisi bantuan pengamanan, seluruhnya akan tiba di Aceh pekan ini, termasuk personil terlatih antiteror Densus 88 (Detasemen Khusus Delapan Puluh Delapan) Mabes Polri.
Kalangan aktivis prodemokrasi menyerukan agar pemerintah ekstra waspada secara nasional. Para aktivis menduga ada kelompok-kelompok tertentu yang sengaja melakukan penghancuran kredibilitas pemerintahan presiden SBY, salah satunya di provinsi Aceh.
Kalangan politisi mengatakan, Aceh merupakan salah satu wilayah dengan kontribusi suara terbesar kepada Presiden Yudhoyono. SBY mendapat dukungan suara 93 persen lebih di provinsi itu, dalam Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) tahun 2009 lalu. Kalangan politisi mengatakan, presiden SBY bagi sebagian besar masyarakat Aceh juga dipandang sebagai tokoh perdamaian.
Beberapa pemuda Aceh sebelumnya minta Presiden SBY untuk turun tangan segera memulihkan stabilitas keamanan demi mencegah meluasnya aksi teror bersenjata di provinsi Aceh. Kalangan muda Aceh optimis pemerintah Indonesia berkomitmen kuat memelihara perdamaian di provinsi itu.
Alfiansyah mengatakan, “Agar otoritas-otoritas resmi yang bertanggungjawab soal Kamtibmas (keamanan dan ketertiban masyarakat) melakukan tugas pokok dan fungsinya secara benar.”
Sementara, Gading berkomentar, “Sebagai generasi muda Partai Aceh (terbesar), mesti bekerja keras memihak kepada rakyat. Komitmen PA pasca dapat berkontribusi lebih besar terkait stabilitas politik, di masa depan PA diyakini akan tetap memimpin.”
Melalui Juru Bicara Kepresiden Julian Aldrin Pasha, Presiden Yudhoyono hari Jumat mengatakan, telah memerintahkan Kapolri Jenderal Timur Pradopo agar menangkap dan mengungkap tuntas pelaku teror bersenjata di sejumlah wilayah di provinsi Aceh.
Baru-baru ini, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berbicara di hadapan lebih sepuluh ribu warga Aceh dalam sebuah agenda kebudayaan dunia di Banda Aceh. Presiden SBY mengajak semua elemen di Aceh bersatu, memelihara perdamaian demi mewujudkan pembangunan berkelanjutan di provinsi itu.
”Aceh menjadi kawasan yang damai dan terus membangun masa depannya untuk hidup lebih sejahtera lagi, semua itu menjadi bagian dari sejarah kita semua dengan masa pasang surut, jatuh bangun, dengan berbagai tantangan dan cobaan. Marilah kita sukseskan pembangunan bersama ke depan ini,” pesan Presiden Yudhoyono.
VOA mencatat, pascakonflik Aceh selama lebih 30 tahun disusul bencana tsunami tahun 2004 silam, Aceh untuk pertamakalinya dalam secara demokrasi modern Indonesia pada tahun 2006 berhasil menggelar Pilkada yang cukup sukses dan aman.
Pakar mengatakan, Dunia memuji partisipasi rakyat Aceh dalam pemilihan waktu itu, terutama setelah ditandatanganinya Perjanjian Damai (MoU) antara Pemerintah RI dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) pada 15 Agustus 2005 di Helsinki, Finlandia.
Sumber VOA di KIP Aceh menyebutkan, Pilkada Aceh dijadwalkan berlangsung serentak di pada 16 Februari 2012, digelar di 17 kabupaten/kota, Pilkada Aceh juga akan memilih gubernur dan wakilnya.
Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh menyebutkan, lebih 3 juta rakyat di provinsi itu diperkirakan akan berpartisipasi aktif menggunakan hak pilihnya dalam Pilkada 2012 yang digelar 16 Februari mendatang.