Tautan-tautan Akses

Polandia Usulkan Patroli Laut Baltik setelah Kabel Telekomunikasi Putus


Perdana Menteri Polandia Donald Tusk
Perdana Menteri Polandia Donald Tusk

Perdana Menteri Polandia Donald Tusk pada Rabu (27/11) mengusulkan pembentukan misi polisi Laut Baltik untuk melindungi infrastruktur setelah dua kabel telekomunikasi di Laut Baltik putus pekan lalu. Bagian dari dua kabel tersebut terputus pada 17 dan 18 November di wilayah perairan Swedia di Laut Baltik.

Polisi Swedia dan Finlandia telah membuka penyelidikan, sementara pejabat Uni Eropa mencurigai adanya sabotase yang terkait dengan invasi Rusia ke Ukraina. Kremlin membantah tuduhan tersebut, menyebutnya "tidak masuk akal" dan "menggelikan."

“Kami berbagi pandangan tentang situasi keamanan, termasuk kekhawatiran terhadap infrastruktur kritis dan sumber daya strategis di sepanjang Laut Baltik,” ujar Tusk dalam konferensi pers bersama dengan para pemimpin Denmark, Estonia, Finlandia, Latvia, Norwegia, dan Swedia.

“Kita membutuhkan alat dan cara baru yang ambisius untuk menghadapi ancaman. Karena itu, saya hari ini mengusulkan pembentukan misi polisi Laut Baltik,” tambahnya.

Tusk menyatakan bahwa rekan-rekannya menyambut baik gagasan tersebut dan akan melanjutkan diskusi untuk merumuskan detailnya.

Sejumlah kecurigaan mengarah pada kapal China, Yi Peng 3, yang menurut situs pelacakan kapal telah melintasi area kabel tersebut saat insiden terjadi, meskipun belum ada bukti keterlibatan kapal tersebut. Kapal itu telah berlabuh di Selat Kattegat antara Swedia dan Denmark sejak 19 November.

Kementerian Luar Negeri China membantah keterlibatan dalam insiden ini.

Angkatan Laut Denmark pekan lalu melaporkan sedang memantau kapal tersebut, yang berada di perairan internasional, sementara penjaga pantai Swedia bergabung pada akhir pekan.

The Wall Street Journal melaporkan bahwa sejumlah sumber mengatakan para penyidik mencurigai kapal itu menyeret jangkarnya di dasar laut sejauh lebih dari 100 mil untuk sengaja memutus kabel.

Ketegangan di sekitar Laut Baltik meningkat sejak invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022.

Pada September 2022, serangkaian ledakan bawah laut merusak pipa gas Nord Stream yang mengalirkan gas Rusia ke Eropa; penyebabnya belum diketahui hingga kini.

Pada Oktober 2023, pipa gas bawah laut antara Finlandia dan Estonia rusak akibat jangkar kapal kargo China. [th/ab]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG