Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengunjungi Rusia hari Rabu (23/8), untuk menyampaikan kekhawatiran tentang upaya Iran memperluas pengaruhnya di Suriah.
Netanyahu mengatakan pada awal pembicaraannya dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin di resor Sochi di Laut Hitam, Rusia bahwa kehadiran Iran yang terus meningkat di Suriah, mengancam Israel dan negara-negara lainnya.
"Iran secara militer meningkatkan upayanya untuk punya kekuatan militer di Suriah," kata Netanyahu. "Itu membahayakan Israel, Timur Tengah dan , bagi seluruh dunia. Iran sudah berada pada tahap lanjutan untuk menguasai Irak dan Yaman, dan dalam praktiknya sudah menguasai Lebanon.''
Rusia dan Iran mendukung Presiden Suriah, Bashar Assad dalam perang saudara di negara itu, dan telah membantu tentaranya merebut kembali daerah-daerah penting. Moskow juga telah menjalin hubungan persahabatan dengan Israel dan membentuk kontak-kontak antar militer untuk mencegah konfrontasi di Suriah.
"Kami semua dalam upaya internasional yang hebat untuk mengalahkan ISIS dan upaya itu disambut baik, tetapi yang tidak disambut baik adalah Iran memasuki daerah yang ditinggalkan ISIS," kata pemimpin Israel itu.
Israel menentang kesepakatan nuklir 2015 yang dicapai Iran dengan negara-negara kuat dunia, dan telah lama menolak dukungan Iran bagi kelompok militan di seluruh wilayah, termasuk Hizbullah Lebanon, yang berperang dengan Israel pada tahun 2006.
Putin memuji apa yang digambarkannya sebagai "mekanisme kerja sama yang efisien" antara Rusia dan Israel, namun tidak menyebut Iran dalam komentar pada awal perundingan. [ps/ii]