Sementara kartu suara dihitung dalam pemilu pertama Irak sejak negara itu berhasil mengalahkan ISIS, Perdana Menteri Haider al-Abadi, Senin (14/5) mendesak para pendukungnya agar menghormati hasil pemungutan suara.
"Saya menyerukan kepada warga Irak untuk menghormati hasil pemilihan," katanya dalam pidato nasional hari Senin dan berjanji untuk menjaga keamanan negara sampai pemerintahan baru terbentuk.
Hasil penghitungan suara pendahuluan dari pemilu nasional pertama Irak sejak mengalahkan ISIS, menunjukkan ulama Muslim Moqtada al-Sadr unggul di urutan pertama.
Ratusan pendukung ulama Syi'ah Muqtada al-Sadr turun ke jalan-jalan Baghdad Minggu malam, merayakan hasil tersebut.
Al-Sadr sendiri tidak mencalonkan diri dalam pemilihan itu, tetapi ia memegang kendali ataskoalisi yang menang dengan selisih besar di ibukota, Baghdad.
Kemenangan koalisi al-Sadr akan menjadi pukulan besar bagi kampanye presiden Haider al-Abadi. Jika kondisi ini bertahan, maka al-Sadr, pengecam keras Amerika, bisa berpengaruh besar pada siapa yang akan menjadi pemimpin Irak berikutnya. [my/jm]