Perdana Menteri Inggris David Cameron akan menjawab pertanyaan di parlemen hari ini mengenai hubungannya dengan para pemimpin utama perusahaan media raksasa yang berada di tengah-tengah skandal penyadapan telepon.
Cameron menghadapi kecaman karena keputusannya untuk mempekerjakan seorang mantan pemimpin redaksi suratkabar tabloid yang sekarang sudah tutup yang dituduh melakukan penyadapan terhadap telepon-tangan seorang perempuan remaja yang sudah meninggal karena dibunuh, tentara yang tewas dan lain-lain.
Pemimpin redaksi tersebut, Andy Coulson, pernah menjadi pemimpin komunikasi perdana menteri sebelum mengundurkan diri bulan Januari. Coulson telah ditangkap sehubungan dengan skandal tadi.
Partai-partai oposisi Inggris juga telah mengecam pertemuan yang sering perdana menteri dengan para pimpinan dari News Corporation Rupert Murdoch, pemilik tabloid itu. Cameron mengungkapkan pekan lalu bahwa ia bertemu 26 kali dengan para pimpinan media Murdoch dalam 14 bulan pertamanya memangku jabatan perdana menteri, lebih dari dua kali jumlah kunjungannya ke organissi-organisasi media lain.
Sebuah komisi parlemen Inggris hari Rabu mengecam cabang perusahaan raksasa media Murdoch di Inggris karena berusaha dengan sengaja menghalangi penyelidikan kasus penyadapan telepon itu dan mengatakan penyelidikan polisi mengenai hal tersebut adalah suatu “katalog kegagalan.” Skandal itu telah mengakibatkan peletakan jabatan dua kepala kepolisian London, Paul Stephenson dan John Yates.
Hari Selasa, Rupert Murdoch meminta maaf dihadapan parlemen Inggris, menyebutnya “hari yang paling merendahkan” kehidupannya. Murdoch tetap mengatakan bahwa ia tidak bertanggung-jawab secara pribadi atas skandal itu. Ia seterusnya mengatakan kesalahan terletak pada orang-orang-orang kepercayaannya untuk memimpin organisasi itu, serta bawahan mereka.