Pimpinan Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan AS (FDA) hari Rabu (23/9) mengatakan sains akan memandu keputusan mereka ketika badan tersebut memutuskan apakah akan memberikan izin penuh atau darurat untuk vaksin virus corona.
Berbicara kepada Komisi Senat AS urusan Kesehatan, Pendidikan, Tenaga Kerja, dan Pensiun, Dr. Stephen Hahn mengatakan keputusan itu akan dibuat oleh para ilmuwan karir FDA menyusul "harapan besar untuk keselamatan dan efektivitas" badan tersebut.
Hahn berjanji proses persetujuan akan "transparan dan independen" dan FDA tidak akan mengesahkan vaksin yang dirasakan stafnya tidak nyaman untuk diberikan kepada keluarga mereka sendiri.
Pakar penyakit menular AS Dr. Anthony Fauci, ketika berbicara pada sidang yang sama, mengatakan beberapa vaksin calon virus corona sedang menjalani uji coba skala luas. Para pejabat memperkirakan akan mengetahui apakah ada vaksin yang aman dan efektif pada November atau Desember.
Fauci memperingatkan meskipun ada optimisme mengenai calon vaksin, "tidak pernah ada jaminan" akan memperoleh vaksin yang aman.
Ia juga mengisyaratkan perlunya menggabungkan program vaksin apa pun dengan saran yang ada untuk menghentikan penyebaran virus, seperti memakai masker dan menjaga jarak.
“Kita sangat yakin jika kita menggabungkan kepatuhan pada langkah kesehatan masyarakat dengan vaksin yang akan didistribusikan kepada warga di negara ini dan di seluruh dunia, kita mungkin bisa menghentikan pandemi mengerikan yang kita alami ini," kata Fauci.
Amerika sedang melanjutkan rencana untuk membuat dosis dari beberapa calon vaksin yang sedang diuji coba sehingga jika dan ketika disetujui, dosis itu bisa tersedia secepatnya untuk umum.
Robert Redfield, direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, (CDC) mengatakan kepada anggota legislatif, AS telah mengalami rata-rata sekitar 40.000 infeksi harian baru dan 800 kematian selama seminggu terakhir, dan populasi kasus baru tersebut telah bergeser kepada usia yang lebih muda.
Redfield mengatakan 26% dari infeksi baru di AS, dialami mereka yang berusia antara 18 dan 25 tahun, lebih banyak daripada kelompok lain.
Redfield juga mengatakan kantornya telah melakukan pengujian serologi skala luas di seluruh negeri dengan hasil awal menunjukkan lebih dari 90% orang Amerika belum terinfeksi virus corona sehingga tetap rentan. Redfield mengharapkan hasil uji coba akan selesai dan diterbitkan paling cepat minggu depan.
AS telah mencatat kasus virus corona terbanyak di dunia dengan sekitar 6,9 juta dan 200.000 lebih kematian.
Menurut data Universitas Johns Hopkins India memiliki jumlah tertinggi kedua, dengan 5,6 juta, dan selama berminggu-minggu telah menambahkan kasus terbaru.
India sempat mengalami penurunan kasus pada hari Selasa, tetapi itu dengan cepat berbalik dengan lebih dari 83.000 kasus baru yang dilaporkan pejabat kesehatan India pada hari Rabu.
Di tempat lain, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson hari Rabu berjanji untuk membantu perusahaan mempertahankan pekerjaan yang berisiko pandemi. [my/jm]