Amerika Serikat, Selasa (22/9) mencatat kematian akibat virus corona mencapai 200.000 jiwa, angka tertinggi di dunia yang menurut para ahli kesehatan akan terus bertambah hingga puluhan ribu dalam beberapa bulan mendatang.
Jumlah kematian yang meningkat jauh itu melampaui perkiraan paling awal atas korban yang meninggal akibat pandemi virus mematikan tersebut.
Pada April 2020, ahli penyakit menular AS, Dr. Anthony Fauci, menyatakan jumlah kematian diperkirakan "lebih dari 60.000," sementara Presiden AS Donald Trump, yang sejak awal mengatakan virus corona mirip dengan flu musiman, pada Mei lalu menyampaikan jumlah korban dapat berkisar antara 75.000 hingga 100.000.
Saat ini, para analis kesehatan di University of Washington menyatakan korban yang meninggal dapat mencapai 410.000 pada akhir tahun.
Pada akhir April tahun ini tercatat lebih dari 2.000 kematian setiap hari di AS. Sekarang angka itu mendekati 800 kematian per hari. Para peneliti medis sedang mengembangkan vaksin virus corona dan mendapatkan persetujuan sebagai upaya pencegahan dalam beberapa bulan mendatang. Tanpa vaksin yang tersedia dan seiring dengan datangnya cuaca musim dingin di Amerika utara, para ahli khawatir jumlah kematian harian tersebut dapat meningkat lagi.
AS memiliki jumlah kematian tertinggi di antara seluruh negara di dunia, namun beberapa negara di Eropa dan Amerika Latin mencatat lebih banyak kematian per kapita. [mg/lt]