Pihak berwenang Belarusia menangkap dua aktivis oposisi terkemuka yang dituduh memelopori protes-protes di negara itu, menuntut pengunduran diri Presiden Alexander Lukashenko yang telah lama berkuasa, setelah pemilu yang disengketakan.
Dewan Koordinasi oposisi menyatakan polisi di ibu kota, Minsk, menahan dua anggotanya, Olga Kovalkova dan Sergei Dylevsky hari Senin (24/8). Polisi kota mengukuhkan penahanan mereka.
Puluhan ribu orang berunjuk rasa di ibu kota Belarusia hari Minggu, meskipun ada peringatan dari militer. Mereka menyerukan agar Lukashenko mengundurkan diri setelah hasil pemilu yang disengketakan, penindakan pascapemilu dan kehadiran militer besar-besaran di kota itu.
“Hari ini, kami tidak dapat duduk diam dan menyaksikan bagaimana protes-protes diselenggarakan di tempat-tempat suci ini di bawah panji-panji fasis yang mengorganisir pembunuhan warga Belarusia, Rusia, Yahudi dan lain-lainnya,” kata Menteri Pertahanan Victor Khrenin. “Kami tidak dapat membiarkan hal ini. Kami peringatkan dengan tegas: jika melanggar perdamaian dan ketertiban di tempat-tempat itu, Anda akan berurusan dengan militer sekarang, bukan polisi.”
Para demonstran, banyak di antara mereka mengenakan dan melambai-lambaikan bendera oposisi, menyerukan “kebebasan” dan “kami tidak akan lupa, kami tidak akan maafkan” sewaktu berjalan di tengah kota Minsk.
“Perlawanan kami adalah maraton, rezim tidak dapat menghadapi maraton ini, tetapi kami dapat. Kami memiliki kemauan, kekuatan dan dukungan satu sama lain. Kita semua harus menulis, keluar, berbicara, berdiri, mengadu, bersikap tidak kooperatif, memboikot, tidak setuju dan terus bersemangat!,” kata pemimpin oposisi Maria Kolesnikova.
Protes ini merupakan tantangan terbesar dalam 26 tahun pemerintahan Lukashenko. Ia dinyatakan sebagai pemenang pemilu 9 Agustus lalu yang dicemari oleh dugaan kecurangan.
Sviatlana Tsikhanouskaya, kandidat oposisi yang melarikan diri ke Lithuania setelah pemilu dan mengklaim meraih 60 hingga 70 persen suara, Sabtu lalu menyatakan bahwa warga Belarusia harus “memperjuangkan hak-hak mereka” dan tidak terusik oleh klaim Lukashenko bahwa negara itu sedang dalam ancaman militer.
Para pengunjuk rasa sempat berkumpul di dekat kediaman presiden sebelum bubar secara damai. TV pemerintah Belarusia memperlihatkan Lukashenko terbang dengan helikopter di atas para demonstran, sebelum mendarat di kediamannya. Ia tampak mengenakan baju pelindung serta membawa senapan di tangannya.
Sementara media pemerintah melaporkan sekitar 20 ribu demonstran ambil bagian, media yang condong ke oposisi memperkirakan unjuk rasa diikuti hampir 100 ribu orang. [uh/ab]