Jet-jet tempur Yordania hari Sabtu (7/2) menyerang sasaran militan Negara Islam (ISIS) untuk hari ketiga berturut-turut, sementara klaim militan bahwa serangan udara Yordania menewaskan seorang sandera Amerika tetap belum dikukuhkan.
Yordania melancarkan serangan itu sebagai pembalasan atas pembunuhan pilot Yordania yang ditangkap kelompok ISIS di Suriah Desember lalu.
Uni Emirat Arab Sabtu memerintahkan satu skuadron jet tempur F-16 ke Yordania untuk membantu serangan udara itu. Kantor berita negara itu, WAM, mengumumkan hal itu.
Yordania dan Uni Emirat Arab adalah anggota koalisi pimpinan Amerika yang menyerang militan ISIS di wilayah yang mereka kuasai di Irak dan Suriah. Serangan udara koalisi juga berlanjut Sabtu, sementara nasib pekerja bantuan Amerika yang disandera ISIS masih belum diketahui.
Keluarga Kayla Mueller Jumat merilis pernyataan yang menyebutkan mereka berharap Kayla masih hidup. Tanggapan mereka disampaikan setelah Gedung Putih mengatakan tidak ada bukti yang menguatkan klaim militan atas kematian Kayla.
Skeptisisme atas klaim tersebut datang setelah pihak berwenang Yordania mengatakan pilot mereka dibunuh sebulan sebelum ISIS merilis video yang menunjukkan kematiannya. Kayla Mueller adalah sandera Amerika yang tersisa yang diketahui berada di tangan kelompok ISIS. Tiga orang Amerika lainnya yang disandera militan itu sudah tewas dipenggal.
Pejabat-pejabat Yordania menyebut laporan ISIS atas kematian Kayla Mueller sebagai "propaganda kriminal." Menteri Luar Negeri Yordania Nasser Judeh mengatakan dalam akun Twitter bahwa itu adalah "taktik lama dan sakit yang digunakan teroris dan rezim kejam selama puluhan tahun - mengklaim bahwa sandera yang dijadikan perisai manusia, tewas dalam serangan udara."