Tautan-tautan Akses

Pesawat NASA Hasilkan Gambar Badai Raksasa di Saturnus


Cassini mulai mendeteksi badai yang berupa bintik putih yang besar di bagian utara planet Saturnus pada bulan Desember 2010.
Cassini mulai mendeteksi badai yang berupa bintik putih yang besar di bagian utara planet Saturnus pada bulan Desember 2010.

Pesawat Cassini yang tak berawak mendeteksi badai selebar Bumi tersebut, yang disebut Great White Spot, bulan Desember lalu.

Badan antariksa Amerika, NASA, mengatakan pesawat antariksanya Cassini, telah mengambil gambar-gambar yang paling jelas satu badai yang kuat dan sangat besar di planet Saturnus yang hampir selebar Bumi.

Pesawat Cassini yang tak berawak itu mendeteksi badai tersebut – yang disebut sebagai Great White Spot atau bintik putih yang besar – bulan Desember lalu ketika badai itu terbentuk di belahan utara. Para pakar astronomi yang memeriksa gambar-gambar yang sangat tajam itu mengatakan badai yang maha-besar itu kira-kira 10 ribu kilometer lebarnya, dan berekor awan putih amoniak yang mengelilingi seluruh planet itu.

NASA mengatakan Great White Spot itu adalah badai yang paling besar yang pernah diamati oleh pesawat antariksa yang mengorbit atau terbang dekat planet yang bergelang itu. Saturnus adalah planet kedua terbesar dalam tata surya setelah tetangganya sesama planet gas raksasa, Jupiter.

Tetapi, tidak seperti Great Red Spot Jupiter yang telah terus-menerus berkobar selama lebih 300 tahun, para pakar astronomi mengatakan Saturnus mengalami satu Great White Spot hanya kira-kira setiap 30 tahun, dan masing-masing badai itu berlangsung hanya beberapa bulan.

Terhitung badai ini, para ilmuwan telah mengamati hanya 5 Great White Spot di Saturnus sejak pertama kali ditemukan tahun 1876.

Sebelumnya, pesawat antariksa Cassini-Huygens berhasil mendeteksi adanya samudera air cair ada di bawah permukaan bulan Saturnus yang kecil dan beku, yang bernama Enceladus.

NASA mengatakan instrumen Cassini mendapati konsentrasi tinggi butiran es yang kaya garam dalam semburan uap air, es dan benda lain yang selalu menyembur ke angkasa dari retakan permukaan bulan Enceladus.

Analisa sampel yang diambil pesawat itu menunjukkan bahwa sebagian besar, kalau tidak semuanya, es yang kaya garam yang disemburkan itu datang dari air yang cair yang, menurut NASA, mempunyai komposisi seperti samudera. Air cair dianggap sangat penting bagi dasar adanya kehidupan atau makhluk hidup.

XS
SM
MD
LG