Pejabat penerbangan Kolombia hari Senin (26/12) mengatakan pesawat terbang yang membawa tim sepakbola Brazil dan jatuh pada 28 November lalu, kehabisan bahan bakar. Tujuh puluh satu orang tewas dalam kecelakaan itu.
Pernyataan Badan Aeronautika Sipil Kolombia mengatakan kesimpulan itu didasarkan pada kotak hitam pesawat dan bukti-bukti lain. Ditambahkan, bukti-bukti itu mengarah pada kesalahan manusia dibandingkan dengan masalah teknis atau sabotase.
Beberapa pakar sebelumnya mengatakan kekurangan bahan bakar tampaknya menjadi penyebab jatuhnya pesawat, yang telah menewaskan hampir semua anggota tim sepakbola Chapocoense, pejabat-pejabat tim dan wartawan yang menemani mereka untuk mengikuti pertandingan babak playoff di Medellin, Kolombia.
Pesawat BAE 146 Avro RJ85 itu memiliki jarak tempuh sekitar 2.965 kilometer, hampir setara dengan jarak antara Medellin dan Santa Cruz, Bolivia, dimana pesawat terbang itu lepas landas dengan muatan hampir penuh.
Pesawat itu terbang sekitar 4 jam 20 menit ketika menara penawas di Medellin meminta pilot untuk menunggu karena ada sebuah pesawat lain yang melaporkan telah kehabisan bakar dan mendapat prioritas.
Dalam rekaman radio dari pilot pesawat LaMia itu, ia terdengar berulangkali minta ijin untuk mendarat karena kehabisan bahan kabar dan “kerusakan listrik total”.
Seorang awak pesawat yang selamat dan pilot pesawat yang terbang di dekatnya juga mendengar permohonan pesawat naas itu.
Habisnya bahan bakar pesawat itu membuat tidak ada ledakan yang terjadi ketika pesawat jatuh. (em/ii)