Perusahaan-perusahaan layanan publik besar telah menemukan bukti adanya kontaminasi air tanah di lokasi fasilitas pembangkit listrik tenaga batu bara di seluruh AS dimana lokasi pembuangan dan kolam buatan manusia telah digunakan selama beberapa dekade sebagai tempat pembuangan abu batu bara, menurut data yang dirilis oleh pemilik pembangkit listrik tenaga batu bara dimana hari Jumat adalah batas akhirnya.
Tingkat polutan yang tajam – termasuk arsenik dan radium dalam beberapa kasus – didokumentasikan di lokasi pembangkit listrik di banyak negara bagian, dari Virginia dan North Carolina hingga Washington dan Alaska.
The Environmental Protection Agency para pemilik pembangkit listrik untuk membangun sumur pengujian untuk memantau polusi air tanah sebagai langkah pertama pembersihan lokasi tersebut. Masa depan upaya tesebut menjadi tidak pasti saat hari Kamis pemerintah Trump mengumumkan niatnya untuk mengurangi aspek-aspek program untuk menekan biaya kepatuhan industri hingga $100 juta per tahunnya.
“Tidak ada keraguan sama sekali bahwa air tanah yang ada di bawahnya mengalami kontaminasi. Kami melihat hal itu dengan jelas,” ujar profesor Avner Vengosh dari Duke University, yang meneliti efek dari abu batu bara dan telah mengkaji beberapa data baru. “Pertanyaan yang sebenarnya adalah apakah kontaminasi ini berpindah ke warga atau sumur-sumur di sekitar lokasi pembangkit tenaga listrik.”
Vengosh menambahkan penemuan di beberapa situs terkait tingkat radium yang jauh melebih standar untuk air minum – yang dapat meningkatkan risiko kanker – menjadi keprihatinan khusus. Tampaknya ini adalah dimana debu batubara ditandai terkait dengan tingkat radioaktivitas pada air tanah, ujarnya.
Wanita jurubicara Duke Energy, Erin Culbert, mengatakan penelitian yang disponsori pemerintah telah menunjukkan sebagian besar abu batu bara tidak mengandung elemen radioaktif, dan persoalan ini tidak mewakili keprihatinan akan kesehatan bagi para tetangga sekeliling pembangkit listrik tenaga batu bara.
The Associated Press melakukan kajian awal terhadap laporan itu, dan berbicara kepada eksekutif pembangkit listrik di seluruh negeri, yang memperingatkan kemungkinan adanya misinterpretasi terhadap data polusi. Pada umumnya, mereka mengatakan studi lebih lanjut diperlukan untuk menegaskan bahwa lokasi pembuangan abu batu bara adalah sumber kontaminasi dan apakah pasokan air minum publik juga terancam.
Pembangkit tenaga listrik batubara di AS memproduksi sekitar 100 juta ton abu dan limbah lain setiap tahunnya, sebagian besar berakhir di kolam pembuangan tua yang tidak diberi lapisan tepinya, sehingga rentan terhadap kebocoran. Beberapa di antaranya telah berusia beberapa dekade. [ww]