Tautan-tautan Akses

Penyelidik: Pilot Helikopter Mungkin Tak Dengar Instruksi Petugas Sebelum Tabrakan dengan American Airlines


Para petugas SAR terlihat di samping helikopter Black Hawk yang jatuh di Sungai Potomac setelah bertabrakan di udara dengan pesawat penumpang America Airlines di dekat Bandara Nasional Ronald Reagan, di luar Washington, 30 Januari 2025. (Foto: Kevin Lamarque/Reuters)
Para petugas SAR terlihat di samping helikopter Black Hawk yang jatuh di Sungai Potomac setelah bertabrakan di udara dengan pesawat penumpang America Airlines di dekat Bandara Nasional Ronald Reagan, di luar Washington, 30 Januari 2025. (Foto: Kevin Lamarque/Reuters)

Rekaman dari kokpit helikopter Black Hawk menunjukkan transmisi radio yang tidak lengkap mungkin membuat awak helikopter tidak memahami bagaimana mereka harus memposisikan pesawat.

Awak helikopter Angkatan Darat yang bertabrakan di udara dengan jet American Airlines di dekat Bandara Nasional Ronald Reagan di Washington pada Januari mungkin mendapatkan pembacaan ketinggian yang tidak akurat beberapa saat sebelum kecelakaan. Tak hanya itu, mereka mungkin juga tidak mendengar instruksi penting dari pengawas lalu lintas udara untuk terbang di belakang pesawat, kata penyelidik, Jumat (14/2).

Ketua Dewan Keselamatan Transportasi Nasional (National Transportation Safety Board /NTSB) Jennifer Homendy mengatakan kepada wartawan bahwa rekaman dari kokpit helikopter Black Hawk menunjukkan transmisi radio yang tidak lengkap mungkin membuat awak kapal tidak memahami bagaimana mereka harus berpindah posisi tepat sebelum kecelakaan terjadi pada 29 Januari. Kecelakaan tragis itu menewaskan 67 orang di dalam kedua pesawat tersebut.

“Transmisi itu terputus – terhambat,” katanya, sehingga mereka tidak dapat mendengar kata-kata “lewat di belakang” karena tombol mikrofon helikopter ditekan pada saat yang sama.

Pilot helikopter juga mungkin melewatkan sebagian komunikasi lainnya, ketika pihak menara mengatakan jet tersebut berpindah ke landasan yang berbeda, katanya.

Homendy mengatakan, helikopter tersebut sedang dalam pemeriksaan penerbangan malam itu di mana pilotnya menjalani tes tahunan dan tes penggunaan kacamata untuk penglihatan malam atau night vision. Penyelidik yakin para kru mengenakan kacamata penglihatan malam selama penerbangan.

Diperlukan waktu lebih dari satu tahun untuk mendapatkan laporan akhir NTSB mengenai tabrakan tersebut, dan Homendy memperingatkan wartawan bahwa banyak masalah yang masih diselidiki.

"Kami baru menjalani (penyelidikan-red) beberapa minggu" dari kecelakaan itu, katanya. “Ada banyak pekerjaan yang harus kami lakukan.”

Para petugas mengangkat bagian badan helikopter Black Hawk di dekat lokasi tabrakan di udara antara helikopter nahas itu dan pesawat jet American Airlines di Bandara Nasional Ronald Reagan Washington, di Arlington, 6 Februari 2025. (Foto: Jose Luis Magana/AP Photo)
Para petugas mengangkat bagian badan helikopter Black Hawk di dekat lokasi tabrakan di udara antara helikopter nahas itu dan pesawat jet American Airlines di Bandara Nasional Ronald Reagan Washington, di Arlington, 6 Februari 2025. (Foto: Jose Luis Magana/AP Photo)

Tabrakan tersebut merupakan kecelakaan pesawat paling mematikan di Amerika Serikat sejak 2001, ketika sebuah jet menabrak sebuah kawasan permukiman Kota New York sesaat setelah lepas landas, menewaskan 260 orang di dalamnya dan lima lainnya di darat.

William Waldock, profesor ilmu keselamatan di Embry-Riddle Aeronautical University, mengatakan transmisi yang terhambat (stepped-on) – kondisi ketika tombol mikrofon yang ditekan menghalangi komunikasi masuk – adalah masalah umum dalam penerbangan.

“Ini adalah cerita lama dan merupakan salah satu masalah yang sering terjadi pada komunikasi radio,” katanya.

Tabrakan tersebut kemungkinan besar terjadi pada ketinggian sekitar 325 kaki, kata para penyelidik. Artinya, Black Hawk berada di atas batas ketinggian 200 kaki untuk lokasi tersebut.

Percakapan di kokpit beberapa menit sebelum kecelakaan menunjukkan data ketinggian yang berbeda, kata Homendy. Di satu sisi, pilot helikopter menyatakan bahwa mereka berada di ketinggian 300 kaki, tetapi pilot instruktur mengatakan ketinggiannya 400 kaki, kata Homendy.

“Kami melihat kemungkinan ada data yang buruk,” katanya.

Waldock mengatakan pilot helikopter, dengan kacamata penglihatan malam yang mengganggu penglihatan tepi mereka, mungkin salah fokus pada pesawat yang lepas landas tepat sebelum tabrakan.

“Jika mereka benar-benar mengunci pesawat yang akan berangkat dan berasumsi bahwa itulah lalu lintas yang seharusnya mereka hindari, mereka tidak akan melihat pesawat lain datang,” katanya.

Angkatan Darat mengatakan kru Black Hawk sangat berpengalaman dan terbiasa dengan padatnya lalu lintas udara di sekitar ibu kota negara. [ft/ah]

XS
SM
MD
LG