Tautan-tautan Akses

Penuhi Permintaan Sarung Tangan Global, Malaysia Longgarkan Peraturan ‘Lockdown’


Seorang pekerja memeriksa sarung tangan karet yang baru diproduksi di pabrik Top Glove, Klang, Malaysia, 3 Maret 2020. (Top Gloves/Anas Zakwan/handout via Reuters).
Seorang pekerja memeriksa sarung tangan karet yang baru diproduksi di pabrik Top Glove, Klang, Malaysia, 3 Maret 2020. (Top Gloves/Anas Zakwan/handout via Reuters).

Malaysia, produsen sarung tangan karet utama dunia, melonggarkan 'lockdown' sebagian di negara itu agar pabrik-pabrik dapat kembali beroperasi penuh dan membantu mengatasi kekurangan global APD penting bagi petugas layanan kesehatan yang berjuang melawan pandemi virus corona.

Produsen sarung tangan Malaysia bulan lalu memperingatkan tentang kekurangan sarung tangan di seluruh dunia karena 'lockdown'.

Namun, menurut surat tertanggal 27 Maret kepada para anggota Asosiasi Produsen Sarung Tangan Karet Malaysia, Kementerian Perdagangan Internasional dan Industri (MITI) pada pertemuan dengan asosiasi itu akhir bulan lalu mengalah, dengan mengizinkan pabrik-pabrik sarung tangan kembali beroperasi penuh mulai 1 April.

Kementerian tidak mengomentari laporan tersebut.

Asosiasi itu menyatakan dalam suratnya bahwa perusahaan-perusahaan masih harus mendaftar ke kementerian dengan mengajukan daftar lengkap pegawai mereka dan kemudian mengatur giliran kerja mereka untuk membuat pabrik-pabrik itu beroperasi dengan sesedikit mungkin pegawai pada satu giliran kerja.

Mengenai persyaratan bahwa mereka mematuhi peraturan-peraturan tersebut, surat itu menyebutkan, “MITI telah setuju bahwa perusahaan-perusahaan yang mendapat izin beroperasi dengan 50 persen tenaga kerjanya, kini dapat beroperasi dengan 100 persen tenaga kerjanya.”

Ketua Asosiasi Denis Low memberitahu VOA bahwa kementerian telah setuju untuk membuat pabrik-pabrik sarung tangan beroperasi secara “optimum,” tetapi tidak bersedia membahas tingkat tenaga kerja itu secara spesifik, karena khawatir ini akan mendorong industri-industri lain menekan pemerintah agar memberi keistimewaan serupa.

Low mengatakan dengan pengoperasian secara optimum, pabrik-pabrik akan dapat memasok 225 miliar unit sarung tangan yang diperkirakan akan diperlukan dunia pada tahun ini. Pada tahun 2019, produksi sarung tangan Malaysia mencapai 187 miliar unit.

Jika angka perkiraan produksi itu itu benar, langkah pelonggaran ini dapat berdampak signifikan dalam menghadapi wabah virus corona global. [uh/ab]

XS
SM
MD
LG