Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi dalam pertemuan dwi-mingguan yang dilakukan secara virtual “Ministerial Coordination Group on Covid-19 (MCGC)” pada Selasa (12/5) menekankan pentingnya pendekatan yang inovatif dan melibatkan berbagai pemangku kepentingan (multi stakeholders). Khususnya kalangan swasta dalam mengatasi situasi global pandemi Covid-19.
Pertemuan itu dihadiri oleh 11 menlu/wakil menlu dari Indonesia, Australia, Kanada, Jerman, Italia, Maroko, Peru, Singapura, Afrika Selatan, Turki, dan Inggris, dari total 16 negara yang bergabung dalam MCGC.
Indonesia mengusulkan pembuatan suatu wadah kerja sama tukar-menukar informasi yang dapat memfasilitasi kolaborasi antar sektor swasta dalam memproduksi dan mendistribusikan pasokan peralatan medis yang dibutuhkan untuk menangani pandemi Covid-19.
Menlu Retno mengatakan bahwa platform ini akan memungkinkan sektor swasta untuk berbagi informasi tentang kapasitas dan sumber daya masing-masing sehingga membuka peluang untuk menggabungkan keunggulan komparatif masing-masing perusahaan.
Inisiatif yang ditawarkan Indonesia ini merupakan wujud konkret upaya Indonesia menerjemahkan komitmen negara-negara anggota MCGC dalam upaya meningkatkan koordinasi dan sinergi untuk mengatasi dampak Covid-19.
Pelaksana Tugas Kepala Biro Dukungan Strategis Pimpinan (BDSP) Kementerian Luar Negeri Achmad Rizal Purnama menjelaskan wadah tersebut bisa dimanfaatkan oleh 16 negara MCGC untuk menampilkan sektor swasta maupun BUMN yang dapat memproduksi alat kesehatan. Selain itu wadah itu juga memetakan keahlian, kapasitas, maupun sumber daya masing-masing perusahaan.
“Sehingga masing-masing mengetahui siapa yang dapat memproduksi apa,kebutuhannya apa dan kekurangannya apa yang bisa ditopang oleh negara lain di dalam 16 negara ini," ujar Achmad.
Dengan platform tersebut, sektor swasta dan badan usaha milik negara di 16 negara tersebut, imbuhnya, bisa saling menginformasikan dan menghubungkan kebutuhan-kebutuhan mereka. Dengan demikian, negara-negara tersebut bisa berkolaborasi untuk memproduksi alat kesehatan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan global.
Meskipun kerja sama tersebut akan dihadapkan dengan masalah standardisasi dan sertifikasi untuk mematuhi peraturan di masing-masing negara, Rizal menyebut usulan Indonesia mendapat dukungan dari 15 negara lain sebagai salah satu upaya konkret dalam penanganan Covid-19.
“Mereka men-support inisiatif Indonesia ini dan akan mendorong paling tidak, perusahaan-perusahaan yang memiliki kapasitas di masing-masing negara untuk memproduksi alat-alat kesehatan tersebut untuk masuk ke dalam platform tersebut," ujar Achmad Rizal.
Sehingga, lanjut Achmad Rizal, platform itu bisa menjadi dasar bagaimana mempercepat memproduksi alat-alat kesehatan untuk ke-16 negara itu dan untuk dunia.
Menurut Rizal, dari sejak awal Indonesia telah menyampaikan bahwa kerja sama ini harus dapat dirasakan oleh rakyat, konkrit dan bukan hanya sebagai pernyataan politik. Lanjutnya, pernyataan politik tidak menyelesaikan masalah. Yang dapat menyelesaikan masalah, tambah Rizal, adalah kolaborasi nyata sehingga dapat memenuhi kebutuhan rakyat terkait dengan alat kesehatan dan juga vaksin ke depannya.
MCGC merupakan suatu kelompok kerja sama antar-negara lintas kawasan yang bertujuan memperkuat koordinasi internasional bagi penanganan pandemi Covid-19 serta mengelola dampak ekonomi sosial yang ditimbulkan. [fw/em]