Yevhenia dan Kostiantyn Mukhin baru saja membuka restoran kedua mereka di Kherson, Ukraina, ketika Rusia menginvasi negara mereka pada Februari 2022. Peperangan yang terjadi membuat mereka menutup restoran dan beralih membantu warga setempat mempersiapkan dan mengantarkan makanan.
Yevhenia mengatakan, “Ketika perang itu sampai ke Kherson, kehidupan terjungkir balik. Kami tidak menyangka apa yang kemudian terjadi. Kami berusaha membantu menyelamatkan sebanyak mungkin orang, menjadi relawan setiap hari.”
Ketika Rusia menduduki kota itu, mereka mulai menerima ancaman dan sadar bahwa mereka harus memastikan keselamatan putri mereka yang kala itu masih berusia enam tahun.
“Kami menyembunyikan anak-anak di ruang bawah tanah sementara kami membantu warga. Akan tetapi, ketika sukarelawan mulai menghilang, kami sadar kami harus pergi demi putri kami,” lanjutnya.
Pasangan itu mengatakan mereka meninggalkan kota itu pada malam hari dengan berjalan kaki, dan pada akhirnya tiba di Amerika Serikat hampir tanpa membawa apa pun.
Kostiantyn mengatakan, “Di Ukraina, kami adalah pemilik usaha, jadi sulit bagi kami untuk memulai kembali di sini. Semua tabungan kami masih di Ukraina.”
Kostiantyn mencoba bekerja sebagai koki, tapi ingin punya tempat sendiri. Karena tidak punya modal untuk membuka restoran, ia pun memulainya dengan membuka sebuah truk makanan. Pemilik restoran tanpa restoran, kata mereka.
“Kami membeli truk ini seharga $4,500 (sekitar Rp73 juta). Ini truk karavan tua. Kami memasang meja uap dan mulai berjualan di pekan raya dan pabrik bir,” tuturnya.
Sunflower Food, truk makanan mereka, berjualan di beberapa area di Denver. Lewat kalendar daring, mereka menunjukkan lokasi mereka berjualan setiap harinya. Menu yang ditawarkan termasuk sebagian besar resep keluarga mereka, pangsit manis dan asin, kol gulung, latkes kentang, ayam Kyiv dan salada tradisional Ukraina.
“Kebanyakan orang pesan ayam Kyiv, mungkin karena namanya terdengar familiar, juga kol gulung. Orang Amerika kesusahan melafalkan nama-nama makanan kami, tapi saya mengajari mereka!,” kata Kostiantyn.
Tapi ia tidak harus mengajari mereka untuk menyukai makanannya.
“Ini pertama kalinya saya mencoba makanan Ukraina dan rasanya lezat. Panekuk isi favorit saya! Baksonya juga luar biasa… Pangsitnya juga!,” kata Matt Torresani, seorang pelanggan.
“Mereka punya makanan yang terenak, dan kami mulai mengikuti mereka di media sosial. Menu favorit saya adalah pangsitnya!,” ujar pelanggan lainnya.
Mukhin mengatakan, ia tidak pernah menyangka Sunflower Food sesukses sekarang. Meski demikian, mereka tetap bermimpi agar dapat kembali ke kampung halaman dan membuka restoran baru, yang membawa khazanah kuliner Amerika ke Ukraina. [rd/jm]
Forum