Ketika orang-orang bersedih dan berduka akibat gempa mematikan di Cianjur, Jawa Barat, Solihin justru bersuka cita atas kelahiran putranya di tenda pengungsi, di mana sang istri menjalani persalinan hari Rabu (23/11).
Bayi laki-laki itu dilahirkan setelah Rohmat Kartini mengalami kontraksi ketika gempa berkekuatan 5,6 mengguncang kota itu. Ia langsung dievakuasi dari rumahnya yang luluh lantak ke tenda medis.
Persalinan itu terhambat akses jalan yang rusak akibat gempa dan longsor yang menyusul kemudian, menurut dokter kandungan Monica Wulandari, yang mengaku bahwa pasokan obat-obatan dan peralatan yang memadai sangat sedikit.
“Mungkin gempa ini ada hikmahnya bagi istri saya yang sedang melahirkan, soalnya istri saya ditangani dokter-dokter spesialis yang bagus-bagus,” kata Solihin.
Gempa hari Senin itu menyebabkan kerusakan parah di kota Cianjur yang terletak di kawasan pegunungan, 75 kilometer di selatan Jakarta. Gempa itu menewaskan sedikitnya 271 orang, sementara 40 lainnya masih hilang.
Indonesia merupakan salah satu negara paling rawan gempa di dunia, yang sering mengalami gempa bumi di lepas pantai yang berkekuatan lebih besar dari pada yang melanda Cianjur.
Namun gempa di Cianjur, yang diikuti oleh 160 gempa susulan, lebih menelan banyak korban karena mengguncang wilayah padat penduduk dengan pusat gempa yang dangkal di kedalaman hanya 10 kilometer. [rd/em]
Forum