Presiden terpilih Donald Trump “sangat prihatin” dengan peningkatan pertempuran antara Rusia dan Ukraina. Hal itu disampaikan Mike Waltz, Penasihat Keamanan Nasional yang dipilih Trump, kepada televisi Fox News pada Minggu (24/11). Dia mengatakan bahwa perang tersebut harus diarahkan “kepada sebuah akhir yang bertanggung jawab”.
“Kemana arah eskalasi di Ukraina saat ini? Korea Selatan berbicara tentang bagaimana mereka terlibat. Dan Presiden Trump sangat jelas tentang kebutuhan untuk mengakhiri konflik ini. Dan juga, apa yang harus didiskusikan adalah siapa yang akan berunding, apakah itu sebuah kesepakatan atau gencatan senjata, bagaimana menghadirkan kedua belah pihak ke meja perundingan, dan kemudian apa kerangka kerja untuk sebuah kesepakatan?” kata Waltz.
Ketika berkampanye untuk meraih kembali jabatan presiden, Trump telah mengatakan bahwa dia akan mampu mengakhiri perang Rusia di Ukraina dalam 24 jam.
Pada Kamis lalu (21/11), Rusia menembakkan senjata jarak menengah baru ke wilayah Ukraina untuk pertama kalinya, yang menjadi bagian dari peningkatan tajam ketegangan pekan ini, ketika keduanya baik Ukraina maupun Rusia, telah saling serang wilayah masing-masing dengan senjata yang semakin kuat.
Waltz, seorang purnawirawan Pasukan Khusus Angkatan Darat, juga mengatakan bahwa pemerintahan Trump yang akan datang berkeinginan untuk menerapkan “kesepakatan damai” di Timur Tengah yang mirip dengan “Kesepakatan Abraham” yang sebelumnya mereka negosiasikan antara Israel dan negara-negara Arab.
Pemerintahan Trump juga berupaya untuk membawa kembali rantai pasok ke “dalam negeri” dari China, kata Waltz, yang selama ini telah menjadi kritikus utama terhadap Beijing. [ns/uh]
Forum