Presiden Turki Tayyip Erdogan dijadwalkan akan membahas perkembangan terkini mengenai perang Rusia-Ukraina dengan Sekretaris Jenderal NATO, Mark Rutte, pada Senin (25/11) dalam kunjungan Rutte ke Ankara, menurut seorang pejabat Turki pada Minggu (24/11).
Rusia pekan lalu menyerang Ukraina dengan menggunakan rudal balistik jarak menengah hipersonik baru. Serangan tersebut sebagai balasan atas aksi Kyiv yang menggunakan rudal Amerika dan Inggris saat menyerang Rusia. Hal itu menandai terjadinya eskalasi dalam perang yang dimulai dengan invasi skala penuh Moskow ke Ukraina pada Februari 2022.
Turki, anggota NATO yang mengutuk invasi Rusia, menyatakan dukungannya terhadap integritas teritorial Ukraina. Negara ini juga telah memberikan bantuan militer kepada Kyiv.
Namun, Turki, yang berbatasan langsung dengan Rusia dan Ukraina di Laut Hitam, juga menentang sanksi Barat terhadap Moskow. Rusia memiliki hubungan penting dengan Turki di sektor pertahanan, energi, dan pariwisata.
Minggu lalu, Erdogan menentang keputusan Washington yang memberikan izin kepada Ukraina untuk menggunakan rudal jarak jauh dalam serangan ke wilayah Rusia. Ankara menyatakan bahwa langkah tersebut hanya akan memperburuk konflik, menurut pernyataan yang dirilis oleh kantornya.
Moskow menyatakan bahwa dengan memberikan izin kepada Ukraina untuk meluncurkan rudal Barat ke wilayah Rusia, Amerika Serikat dan sekutunya telah terlibat langsung dalam konflik dengan Rusia. Putin pada pekan lalu menyetujui perubahan kebijakan yang menurunkan ambang batas bagi Rusia untuk menggunakan senjata nuklir sebagai respons terhadap serangan dengan senjata konvensional.
Dalam pembicaraan pada Senin, Erdogan dan Rutte juga akan membahas upaya menghapus hambatan dalam pengadaan pertahanan antara sekutu NATO serta kerja sama aliansi militer dalam melawan terorisme, menurut pejabat Turki tersebut. [ah/ft]
Forum