Kandidat presiden dari oposisi yang didiskualifikasi, Alexei Navalny, mengatakan kepada VOA, ia memperkirakan seluruh proses pemilihan presiden pada Minggu (18/3) adalah tipuan, bahkan sampai ke pemantau pemilihan Eropa.
"Semua yang disebut ‘pengamat Eropa’- menyebut mereka pemantau sama halnya dengan menyebut para kandidat lain sebagai ‘saingan’ Putin. Jadi jauh dari kenyataan,” kata Navalny kepada VOA, Kamis.
“Tentu saja ini benar-benar palsu. Konyol dan tidak menyenangkan menyaksikan bagaimana Putin menurunkan derajat pemantau dan membuat mereka menjadi bonekanya. Padahal mereka adalah bagian penting dari tatanan Eropa,” ujar Navalny.
Navalny selama bertahun-tahun menjadi aktivis antikorupsi dan lawan pemerintah yang kerap bersuara keras. Dia didiskualifikasi dari pemilihan Desember karena dinyatakan bersalah melakukan penggelapan uang. Pengadilan HAM Eropa memutuskan vonis tersebut bermotif politik, namun dipertahankan oleh pengadilan Rusia. Hukuman penjara Navalny selama lima tahun ditangguhkan.
Baca: Mahkamah Agung Rusia Tidak Izinkan Tokoh Oposisi Mencalonkan Diri
Navalny mengatakan pemilu pada Minggu tidak sah dan ia menyerukan boikot.
Presiden Vladimir Putin menghadapi tujuh penantang, tapi diperkirakan akan mendapat suara mayoritas sangat besar.
"Tugas kita dalam kampanye ini adalah membuat sebanyak mungkin masyarakat untuk memahami ini bukan pemilihan umum," dan untuk menolak berpartisipasi, kata Navalny. "Dan kita akan berjuang untuk itu."
Putin sudah berkuasa sebagai presiden atau perdana menteri sejak 1999. Ia berganti-ganti dua jabatan tersebut untuk menghindari undang-undang Rusia yang melarangnya menjabat lebih dari dua periode berturut-turut sebagai presiden. [my/ds]