Pembicaraan perdamaian antara pemerintah Filipina dan kelompok pemberontak Muslim Filipina mengalami kemacetan, dan pemberontak mengatakan tak ada gunanya kembali ke Malaysia untuk putaran pembicaraan berikutnya minggu depan.
Murad Ebrahim, pemimpin Front Pembebasan Islamis Moro, mengatakan Senin bahwa rancangan persetujuan yang dipertukarkan kedua belah pihak bulan lalu sedemikian berbeda sehingga tak ada gunanya melakukan pertemuan saat ini.
Murad ingin agar pejabat Malaysia, yang menengahi pembicaraan, agar berbicara kepada masing-masing pihak secara terpisah dengan harapan bisa mendekatkan mereka.
Tetapi ia mengatakan rakyat Filipina Selatan tidak pernah akan menyetujui tawaran pemerintah Filipina, yang terdiri dari sejumlah reformasi sosial dan ekonomi.
Ia mengatakan masalah mendasarnya adalah politik, dan hanya bisa dipecahkan dengan melakukan amandemen terhadap konstitusi sehingga memberi kawasan itu otonomi.