Tautan-tautan Akses

Pemimpin Militer AS-China Akhiri Diskusi Soal Laut China Selatan


Michael Chase (kanan), Wakil Asisten Menteri Pertahanan untuk China, Taiwan, dan Mongolia, menghadiri forum diskusi di Beijing International Convention Center, 13 September 2024. (Foto: Adek Berry/AFP)
Michael Chase (kanan), Wakil Asisten Menteri Pertahanan untuk China, Taiwan, dan Mongolia, menghadiri forum diskusi di Beijing International Convention Center, 13 September 2024. (Foto: Adek Berry/AFP)

Para pemimpin militer dari Amerika Serikat (AS) dan China bertemu di Beijing untuk pembicaraan rutin yang baru mulai dilanjutkan kembali pada Januari lalu setelah ditangguhkan selama dua tahun, karena hubungan antara kedua negara memburuk.

Pertemuan itu berakhir Minggu (15/9) dan para pejabat membahas isu-isu yang tengah berlangsung seperti Taiwan, perang Rusia-Ukraina dan sengketa di Laut China Selatan.

Michael Chase, wakil asisten menteri pertahanan AS urusan China, Taiwan dan Mongolia memimpin delegasi untuk melakukan dialog dalam Pembicaraan Koordinasi Kebijakan Pertahanan, yang sebelumnya dilakukan pada Januari lalu. Meskipun pembicaraan itu diperkirakan tidak akan menyelesaikan perselisihan lama dalam berbagai sikap terkait isu-isu mulai dari klaim Laut China Selatan hingga Taiwan, AS terus mendorong diskusi itu untuk mencegah konflik.

Pertemuan itu diadakan setelah Chase menghadiri forum Xiangshan di Beijing, sebuah forum pertahanan yang merupakan jawaban China bagi Dialog Shangri-La, konferensi tingkat tinggi (KTT) pertahanan utama di Asia yang diikuti para pejabat pemerintah, tokoh bisnis dan pakar keamanan.

Komunikasi antara militer kedua negara putus pada 2021, karena ketegangan AS-China meningkat terkait perbedaan pendapat yang kian besar mengenai berbagai isu seperti kedaulatan Taiwan, asal-usul COVID-19 dan isu-isu ekonomi.

Beijing telah mengabaikan permintaan AS untuk berdialog pada masa lalu, khususnya mengenai pencegatan antara pesawat dan kapal-kapal AS dan China. Meskipun komunikasi dimulai kembali setelah Presiden AS Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping bertemu di San Francisco pada November lalu, tidak jelas apakah pembicaraan itu dapat berlanjut karena AS bersiap mengadakan pemilihan presiden (pilpres)

Delegasi AS yang dipimpin Wakil Asisten Menteri Pertahanan, Michael Chase, menggelar pembicaraan tahunan dengan delegasi pertahanan China di Pentagon, Washington, 9 Januari 2024. (Foto: Petty Officer 1st Class Alexander Kubitza/U.S. Navy via AP)
Delegasi AS yang dipimpin Wakil Asisten Menteri Pertahanan, Michael Chase, menggelar pembicaraan tahunan dengan delegasi pertahanan China di Pentagon, Washington, 9 Januari 2024. (Foto: Petty Officer 1st Class Alexander Kubitza/U.S. Navy via AP)

Dalam pembicaraan bilateral, kedua pihak membahas dukungan China bagi Rusia dalam perang Ukraina yang sedang berlangsung, serta tindakan China di Laut China Selatan, kata seorang pejabat pertahanan senior AS saat berbicara kepada wartawan mengenai pertemuan itu.

Pada Minggu, kapal Filipina di beting yang disengketakan, BRP Teresa Magbanua, telah bertolak untuk mengirimkan pasokan dan memberikan layanan kesehatan bagi para awaknya. Pejabat pertahanan mengatakan mereka “mengawasi setiap perkembangan di sana dengan sangat cermat.”

Klaim China atas Laut China Selatan semakin mendesak, dengan meningkatnya bentrokan dengan penjaga pantai Filipina. Pada Agustus lalu, kedua pihak saling menyalahkan pihak lain terkait tabrakan antara kapal-kapal mereka yang menimbulkan lubang besar di kapal-kapal Filipina.

Klaim maritim itu menimbulkan bentrokan di laut, seperti di Beting Sabina, yang sama-sama diklaim China dan Filipina. China telah memblokade upaya-upaya untuk mengirim pasokan ke BRP Teresa Magbanua, pada Agustus lalu, dengan kekuatan 40 kapal.

Filipina mengatakan akan mengganti kapalnya segera, tetapi kepergian kapal itu menimbulkan pertanyaan mengenai apakah China akan merebut perairan dangkal itu. Para ilmuwan Filipina sebelumnya menemukan tumpukan karang yang hancur di perairannya, menimbulkan kekhawatiran bahwa China mungkin sedang bersiap membangun struktur untuk mengukuhkan klaimnya.

China mengukuhkan kepergian kapal itu, yang disebutnya “melanggar kedaulatan teritorial China.”

“Selama periode ini, China telah mengambil langkah-langkah kontrol terhadap kapal-kapal sesuai dengan hukum, berbagai upaya oleh pihak Filipina untuk mengirim pasokan secara paksa ke kapal itu telah gagal,” kata juru bicara Garda Pantai China Liu Dejun dalam sebuah pernyataan. [uh/ab]

Forum

XS
SM
MD
LG