Pimpinan Hizbullah Naim Kassem mengatakan dalam pidato yang disiarkan televisi bahwa kelompok militan itu akan memberikan bantuan keuangan kepada keluarga-keluarga yang rumah mereka hancur dalam perang baru-baru ini dengan Israel.
Berdiri di depan spanduk bertuliskan “kampanye rekonstruksi,” Kassem, dalam pidato yang disiarkan pada hari Kamis (5/12), mengumumkan bahwa Hizbullah, dengan dukungan dari Iran, akan memberikan $14.000 (sekitar 220 juta rupiah) kepada mereka yang tinggal di Beirut dan pinggiran selatan kota itu, sementara keluarga di luar ibu kota akan menerima $12.000 (sekitar 185 juta rupiah) yang mencakup sewa tahunan dan kompensasi untuk perabotan.
Untuk rumah yang rusak sebagian, komite khusus akan menilai kerusakannya, kata Kassem.
Dalam pidato keduanya sejak gencatan senjata antara Hizbullah dan Israel mulai berlaku pada tanggal 27 November, Kassem menegaskan kembali bahwa Resolusi PBB 1701 “bukanlah perjanjian baru.” Dia menambahkan bahwa resolusi itu menetapkan bahwa “Israel harus menarik diri dari semua wilayah Lebanon.”
Resolusi 1701 menguraikan pasukan Israel akan sepenuhnya mundur dari Lebanon selatan sementara hanya tentara Lebanon dan UNIFIL — bukan Hizbullah — akan menjadi pasukan bersenjata di selatan Sungai Litani, Lebanon.
Negara Lebanon akan memiliki kedaulatan penuh atas wilayah selatannya dan hingga 15.000 pasukan penjaga perdamaian PBB akan membantu menjaga ketenangan, memulangkan warga Lebanon yang mengungsi, dan mengamankan wilayah tersebut bersama militer Lebanon.
“Perjanjian tersebut terbatas pada wilayah selatan Sungai Litani dan tidak ada yang lain,” kata Kassem.
Ia juga menuduh Israel melakukan lebih dari 60 pelanggaran gencatan senjata.
Mengomentari Suriah, Kassem mengatakan bahwa Hizbullah “akan berdiri di samping Suriah untuk menghentikan agresi.”
“Agresi terhadap Suriah disponsori oleh Amerika dan Israel,” kata Kassem.
Ia tidak menyebutkan secara rinci apakah Hizbullah akan mengirim pejuang ke Suriah untuk bergabung dengan tentara Suriah. [lt/ab]
Forum