Tautan-tautan Akses

Pemimpin Eropa Tidak Harapkan Solusi Cepat Mengenai Migran


Presiden Komisi Eropa, Jean-Claude Juncker, tengah depan, berpose bersama para pemimpin Uni Eropa di pertemuan puncak informal Uni Eropa terkait migrasi di kantor pusat Uni Eropa di Brussels, 24 Juni 2018 (foto: AP Photo/Geert Vanden Wijngaert, Pool)
Presiden Komisi Eropa, Jean-Claude Juncker, tengah depan, berpose bersama para pemimpin Uni Eropa di pertemuan puncak informal Uni Eropa terkait migrasi di kantor pusat Uni Eropa di Brussels, 24 Juni 2018 (foto: AP Photo/Geert Vanden Wijngaert, Pool)

Para pemimpin 16 negara Uni Eropa hari Minggu bertemu di Belgia, menjelang pertemuan Dewan Eropa Kamis dan Jumat mendatang untuk membahas cara terbaik mengatasi gelombang besar migran yang mendarat di pantai-pantai Eropa. Masalah utama yang menjadi agenda adalah apa yang disebut Peraturan Dublin, yang mengatakan bahwa pencari suaka harus diproses di negara Uni Eropa di mana mereka pertama kali tiba. Aturan itu menjadi beban berat bagi negara-negara Laut Tengah seperti Yunani, Italia dan Malta, di mana sebagian besar migran mendarat setelah menyeberangi laut.

Pertemuan darurat di Brussels Minggu terjadi setelah lebih dari 1.500 migran tiba di pantai Spanyol setelah diambil dari kapal penyelundup atau diselamatkan dari bahaya tenggelam di laut Tengah. Spanyol membantu pekan lalu setelah Italia dan Malta menolak beberapa kapal yang membawa migran untuk berlabuh.

Tetapi seperti negara-negara Laut Tengah lainnya, Spanyol mengatakan tidak bisa menanggung beban itu sendirian.

"Kami bersedia menanggapi bersama tantangan global ini, yaitu arus migrasi yang datang terutama saat ini dari Laut Tengah bagian Barat, dan kami juga akan meminta dukungan dari rekan-rekan kita, negara-negara anggota lainnya," ujar PM Spanyol, Pedro Sanchez.

Negara-negara Eropa Timur, Republik Ceko, Hongaria, Polandia, dan Slovakia dengan tegas menolak ikut menanggung beban, sehingga membuat perjanjian Uni Eropa yang lebih luas mengenai pemrosesan migran lebih sulit dicapai. Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan pertemuan 16 pemimpin hari Minggu sedang mencari cara di mana dua atau tiga negara Uni Eropa bisa bekerja sama tanpa menunggu solusi yang bisa diterima oleh ke-28 anggota.

"Kami membahas hal ini untuk mempersiapkan pertemuan Dewan Eropa yang akan datang (Kamis dan Jumat), tetapi kita tahu di Dewan Eropa, kita tidak akan mendapat penyelesaian lengkap mengenai masalah migrasi. Itulah sebabnya akan ada perjanjian bilateral dan trilateral mengenai bagaimana kita bisa saling membantu - tidak selalu menunggu ke-28 anggota, tetapi memikirkan apa yang penting bagi tiap negara," ujar Kanselir Jerman Angela Merkel.

Pembahasan ini diperkirakan akan berlanjut hingga paruh kedua tahun ini, ketika Austria akan memimpin blok 28-negara itu.

"Paling tidak, dalam pertemuan para pemimpin tanggal 20 September di Salzburg, kita harus membuat kemajuan yang signifikan. Dalam konteks ini, penguatan personel di perbatasan Eropa dan perluasan tugas-tugasnya juga penting, termasuk kemampuan untuk secara aktif mencegah para penyelundup dan bekerja sama dengan negara-negara pihak ketiga," ujar Kanselir Austria Sebastian Kurz.

Pertemuan itu makin penting sementara kapal penyelamat lain yang membawa 239 migran Afrika masih terkatung-katung hari Minggu di Laut Tengah setelah Malta dan Italia menolak mengizinkannya berlabuh. [my/ii]

XS
SM
MD
LG