Hak-hak para pemilik senjata api akan dilindungi di bawah kepemimpinannya adalah janji yang dikatakan Presiden terpilih Donald Trump akan segera diwujudkannya.
“Pada periode kedua saya, kami akan membatalkan setiap serangan Biden terhadap Amandemen Kedua. Serangannya akan cepat dan gencar. Dimulai begitu [Biden] keluar dari Gedung Putih sembari tertatih-tatih,” kata Trump.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), hampir 47.000 nyawa hilang akibat kekerasan senjata api pada tahun 2023.
Presiden Joe Biden lalu memberlakukan serangkaian kebijakan yang, menurut para peneliti, membantu menurunkan angka tersebut. “Ini termasuk pendanaan American Rescue Plan untuk mendukung program intervensi kekerasan di komunitas. Pemerintahan Biden telah memperkuat kemampuan ATF dan FBI dalam mengawasi industri ini,” jelas Jen Pauliukonis,
Direktur Kebijakan dan Pemrograman di Johns Hopkins Center for Gun Violence Solutions, kepada VOA melalui sambungan Skype. ATF adalah badan penegak hukum di Amerika Serikat yang bertugas menangani kasus-kasus terkait alkohol, tembakau, senpi dan peledak.
Sementara itu, para pendukung hak kepemilikan senjata api mengatakan langkah-langkah ini melanggar hak untuk membawa senjata yang dijamin oleh Amandemen Kedua Konstitusi Amerika Serikat. Mereka yakin Trump akan membatalkannya.
“Kami kira kebijakan itu tidak membantu menjaga keamanan masyarakat. Yang mereka lakukan hanyalah melanggar hak Amandemen Kedua,” terang Alan Gottlieb, Wakil Presiden Eksekutif Second Amendment Foundation, kepada VOA melalui sambungan Skype.
Para pendukung juga ingin agar Trump menepati janjinya untuk menandatangani undang-undang "concealed carry reciprocity," yang akan memudahkan para pemegang izin membawa senjata tersembunyi berkeliling ke 50 negara bagian dengan senjata mereka.
“Setiap negara bagian yang Anda lewati, Anda harus melihat hukum senjata mereka secara spesifik, dan dalam beberapa kasus, Anda tidak akan legal untuk membawa senjata di negara bagian tertentu. Jadi, inilah yang ingin kami lihat di tingkat federal,” sebut Nik Clark, Presiden kelompok pendukung hak kepemilikan senjata Wisconsin Carry Inc., kepada VOA melalui sambungan Skype.
Di sisi lain, Putra Frank Cimorelli, Camden, yang memiliki riwayat masalah kesehatan mental, meninggal beberapa minggu setelah menembak dirinya sendiri pada tahun 2022 dengan senjata yang dibeli secara sah. Cimorelli ingin agar langkah-langkah keselamatan senjata, seperti pemeriksaan latar belakang yang ditingkatkan, tetap berlaku di bawah Pemerintahan Trump.
“Kalau seorang ibu atau ayah ingin menyimpan senjata di rumah untuk perlindungan, saya tidak masalah. Masalahnya buat saya adalah, mengapa hak Anda untuk memiliki senjata menutupi hak saya untuk menjauhkan senjata dari rumah saya?,” tutur Cimorelli kepada VOA melalui Skype.
Survei Pew Research menunjukkan adanya dukungan bipartisan yang luas di antara publik untuk mencegah orang dengan gangguan jiwa membeli senjata.
Namun, masyarakat Amerika tetap sangat terpecah soal sebagian besar usulan kebijakan senjata api. [th/ab]
Forum