Ribuan orang berdemonstrasi hari Minggu (15/4) di seluruh India menuntut keadilan untuk dua korban muda perkosaan dan mengajukan pertanyaan mengenai mengapa keamanan anak-anak dan perempuan masih melanda bangsa ini meskipun hukum sudah lebih ketat.
Demonstrasi tersebut memaparkan kemarahan publik terbesar di negara itu sejak kasus pemerkosaan geng tahun 2012 terhadap seorang mahasiswa fisioterapi di ibukota India yang memicu protes nasional.
Kemarahan merebak minggu ini setelah perkosaan dan pembunuhan brutal terhadap seorang anak perempuan berusia delapan tahun dari suku nomad Muslim di wilayah Kashmir India yang didominasi etnis Hindu pada bulan Januari menjadi berita utama nasional. Kasus ini menjadi perhatian setelah pengacara yang meneriakkan slogan nasionalis Hindu berusaha menghalangi polisi mengajukan tuntutan di pengadilan terhadap delapan pria yang dituduh, semuanya orang Hindu.
Di antara yang memprotes penahanan mereka adalah dua menteri Partai Bharatiya Janata pada pemerintahan Kashmir setempat.
Kedua menteri mengundurkan diri setelah menghadapi tuduhan menghalang-halangi keadilan, Mahkamah Agung menuntut jawaban dari para pengacara atas perilaku mereka dan Perdana Menteri Narendra Modi telah berjanji untuk menjamin keadilan bagi terdakwa.
Tetapi hal ini gagal memadamkan gelombang kemarahan pria dan wanita biasa di negara itu. Dengan membawa plakat di kota-kota seperti New Delhi, Mumbai, Bengaluru, dan Kolkata, mereka menyerukan tindakan cepat untuk menghukum para pelaku, peradilan yang lebih cepat dan hukuman yang lebih keras bagi pemerkosa anak.
"Gantung pelakunya!," kata banyak plakat.
Di antara para demonstran di New Delhi adalah seorang pekerja profesional berusia 37 tahun, Aditi Sengupta. “Saya sudah mencapai titik jenuh. Saya jemu dengan cara negara memperlakukan perempuan” kata Sengupta.
Kasus seorang gadis berusia 16 tahun di Unnao di Uttar Pradesh, yang menuduh seorang anggota parlemen BJP yang berkuasa di negara bagian itu memperkosanya Juni lalu juga memicu kemarahan.
Anggota parlemen itu hanya ditangkap hari Jumat (13/4), setelah kemarahan meluas karena tuduhan keluarga korban bahwa polisi setempat menghalangi upaya mereka untuk mengajukan kasus terhadap anggota parlemen itu. Keluarga itu juga menuduh tersangka bersekongkol dengan saudaranya untuk memukuli ayah gadis itu, yang kemudian meninggal dalam tahanan polisi. Kasus ini baru menjadi perhatian publik setelah gadis muda itu mencoba bunuh diri di depan kantor Ketua Menteri.
Kasus ini sekarang sedang diselidiki oleh polisi federal.
"Kebutuhan akan keadilan sudah jelas tetapi apa yang terjadi akhir-akhir ini, adalah diperlukan kemarahan yang sangat besar dan demonstrasi yang banyak bagi banyak orang untuk bangkit dan mengakui ada sesuatu yang salah," kata aktris Sameera Reddy, yang bergabung dengan pemrotes di Mumbai kepada saluran televisi.
Para pengamat politik mengatakan kedua insiden itu bisa menyebabkan kejatuhan bagi pemerintah nasionalis Hindu, Perdana Menteri Modi, yang akan menghadapi pemilu nasional tahun depan. Khususnya protes para aktivis Hindu terhadap penangkapan orang-orang yang dituduh memperkosa anak usia delapan tahun di Kashmir itu telah memperdalam kegelisahan bahwa pemerintah tidak cukup bertindak untuk mengekang kelompok-kelompok sempalan Hindu yang makin berani di bawah kekuasaan BJP.[my/al]