Pemerintah telah menunda pengumuman pemenang kompetisi antara China dan Jepang untuk membangun jalur kereta kecepatan tinggi yang pertama di Indonesia, menurut seorang pejabat senior pemerintah hari Rabu (2/9).
Kedua raksasa Asia itu telah berulang kali mengirim perwakilan tingkat tinggi untuk melobi pemerintah Indonesia, dalam sebuah persaingan untuk membangun jalur kereta sepanjang 150 kilometer antara Jakarta dan Bandung.
Presiden Joko Widodo sebelumnya telah diperkirakan akan mengumumkan pemenangnya minggu ini.
Namun, Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan Presiden berencana membuat keputusan berdasarkan kajian atas proposal-proposal kedua negara oleh konsultan independen dan sebuah tim yang terdiri dari beberapa menteri kabinet.
"Presiden telah memperpanjang waktu untuk kajian tersebut sampai 7 September, agar prosesnya lebih adil," ujar Pramono kepada wartawan, menambahkan bahwa pengumuman pemenang dapat dilakukan kapan saja setelah itu.
Dua sumber pemerintah mengatakan Indonesia cenderung memilih China untuk kontrak miliaran dolar tersebut karena proposalnya tampak "tidak terlalu memberatkan secara finansial."
Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Sumarno mengatakan jika China menang kontrak tersebut, perusahaan-perusahaan BUMN PT Wijaya Karya, PT Jasa Marga, PT Kereta Api, dan PT Perkebunan Nusantara VIII akan terlibat dalam konsorsium dengan China.
"Tidak ada beban untuk pemerintah," ujar Rini kepada wartawan, Rabu (2/9).
Jepang bersaing dengan Singapura sebagai investor terbesar di Indonesia, sementara China adalah mitra perdagangan terbesar bagi Indonesia.