Pembicaraan damai antara faksi-faksi yang bersengketa di Libya berakhir hari Rabu (12/8) di Jenewa tanpa penyelesaian, tetapi utusan PBB mengatakan mereka bertekad mencapai kesepakatan mengenai pemerintah persatuan dalam waktu tiga minggu.
Ketika perundingan berakhir, utusan khusus PBB Bernardino Leon mengatakan, masing-masing kelompok yang mengklaim bagian-bagian Libya yang dilanda perang, "sepakat tentang perlunya segera dalam bidang keamanan, sejajar dengan kemajuan yang dicapai di bidang politikā.
Dia mengatakan dua faksi "menggaris bawahi tekad mereka" untuk menyelesaikan perundingan "dalam tiga minggu mendatang."
Libya terbagi antara dua pemerintah yang didukung oleh pasukan bersenjata yang saling berhadapan satu sama lain. Pemerintah yang diakui secara internasional berpusat di kota Tobruk di sebelah timur, sementara pemerintah yang didukung kelompok Islamis memerintah dari ibukota, Tripoli.
Perdana Menteri pemerintahan Tobruk mengatakan hari Selasa (11/8), ia akan mengundurkan diri jika diminta oleh rakyat.
Perdana Menteri Abdullah al-Thinni menghadapi kecaman tajam dalam sebuah wawancara televisi, dengan pertanyaan-pertanyaan dari pemirsa yang menuduh pemerintah kurang memberikan pelayanan, dan mengatakan ia akan mundur hari Minggu jika itulah yang diinginkan masyarakat. Seorang juru bicara pemerintah mengatakan komentar Perdana Menteri Thinni bukan merupakan pengunduran diri secara resmi.
Utusan PBB Bernardino Leon mengatakan ikutnya semua faksi yang bersengketa merupakan pertanda baik bahwa kesepakatan dapat dicapai. Ia mendesak mereka untuk menyetujui sebuah perjanjian menjelang awal bulan September.