Tautan-tautan Akses

Pembangunan Terusan Suez di Mesir Terhambat Kerusuhan


Sebuah kapal kargo melintasi Terusan Suez. (Foto: Dok)
Sebuah kapal kargo melintasi Terusan Suez. (Foto: Dok)

Terusan Suez asli dibangun dengan membutuhkan waktu setidaknya tiga dasawarsa, diwarnai perselisihan politik, kekurangan tenaga kerja dan wabah penyakit.

Warga Mesir sudah membangun kanal sejak jaman Firaun. Kini Mesir berencana memperluas Terusan Suez, dan berharap bisa mengakhiri krisis ekonomi. Namun sejumlah analis mengatakan proyek ini memerlukan biaya yang terlalu besar dan waktu yang terlalu lama untuk memperbaiki kehidupan sehari-hari warga Mesir.

Terusan Suez, sepanjang 163 kilometer antara Laut Merah dan Laut Mediteran, yang diresmikan pada 1869, telah meningkatkan perdagangan antara Eropa dan Asia. Terusan Suez mendatangkan pendapatan sekitar US$5 miliar per tahun.

Para pejabat mengatakan perluasan yang dicanangkan Agustus lalu, kira-kira akan melipatgandakan lalu-lintas kapal melalui terusan, dengan menambah ruang sepanjang jalur air yang ada sekarang, sehingga memungkinkan arus lalu lintas dua arah untuk sebagian panjang terusan.

Sementara warga Mesir memperingati peristiwa empat tahun kekisruhan politik yang penuh kekerasan, termasuk penyingkiran dua presiden, sejumlah orang mengatakan Mesir sudah siap melakukan pemulihan ekonomi dan politik.​

"Kita sudah menyusun konstitusi, dan memilih presiden, dan pemilu parlemen akan segera dilaksanakan. Jika lembaga-lembaga ini selesai dibentuk, menurut saya Mesir akan memasuki tahap republik ketiga dan memasuki tahapan pembangunan, reformasi, pencerahan, dan perbaikan atas kekacauan yang selama ini terjadi di Mesir," ujar Amr Moussa, bekas ketua Liga Arab dan kandidat presiden Mesir.

Namun kekerasan terus berlangsung. Sedikitnya 15 orang tewas dalam unjuk rasa minggu lalu.

Terusan Suez asli dibangun dengan membutuhkan waktu setidaknya tiga dasawarsa, diwarnai perselisihan politik, kekurangan tenaga kerja dan wabah penyakit.

Namun Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sissi ingin agar pembangunan baru pada terusan itu selesai bulan Agustus yang akan datang. Pembangunan itu diperkirakan menelan biaya $8,5 miliar dan bisa melipatkangandakan pendapatan terusan per tahunnya pada 2023.

Namun tetap saja, hal ini tidak akan memenuhi kebutuhan Mesir untuk segera menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan pendapatan nasional, menurut Carool Kersten, pengajar senior tentang Islam dari King’s College di London.

"Dari segi lapangan pekerjaan atau kontribusi PDB Mesir dalam hal menambah volume perdagangan yang melewati Mesir. Hal ini menurut saya hanya akan memberikan dampak sekunder terhadap standar kehidupan warga Mesir. Jadi, ini merupakan masalah jangka panjang, bukan sesuatu yang bisa mengubah arah Mesir dalam lima atau 10 tahun ke depan," ujarnya.

Ketidakamanan di Sinai juga memperlambat proyek, kata Kersten, dimana para militan terus melakukan serangan terhadap kepentingan pemerintah di semenanjung itu.

Ia menyebut proyek terusan ini sebagai “skema akbar” yang akan memakan waktu bertahun-tahun lebih lama dari yang diharapkan, meskipun pada suatu hari nanti, seperti terusan Suez yang asli, akhirnya bisa mendukung Mesir.

XS
SM
MD
LG