Tautan-tautan Akses

Pejabat Senior Hamas Sebut Mundur dari Negosiasi Gencatan Senjata


Shijaiyah Kota Gaza tampak hancur pada Kamis, 11 Juli 2024, setelah pasukan Israel mundur setelah serangan dua minggu. (Foto: AP)
Shijaiyah Kota Gaza tampak hancur pada Kamis, 11 Juli 2024, setelah pasukan Israel mundur setelah serangan dua minggu. (Foto: AP)

Seorang pejabat Hamas, Minggu (14/7), mengatakan kepada AFP bahwa mereka mundur dari negosiasi gencatan senjata dalam perang Gaza karena adanya "pembantaian" dan sikap Israel dalam proses negosiasi.

Pejabat Hamas lainnya mengatakan bahwa pemimpin militer kelompok tersebut, Mohammed Deif, berada dalam kondisi "baik-baik saja”. Deif dilaporkan tetap melanjutkan aktivitasnya meskipun menghadapi serangan bom besar-besaran Israel di sebuah kamp di Gaza selatan. Bom tersebut menyasar Deif.

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan serangan tersebut menyebabkan 92 orang tewas.

Ismail Haniyeh, pemimpin kelompok militan Palestina Hamas, di Beirut, Lebanon, pada 28 Juni 2021. (Foto: AP)
Ismail Haniyeh, pemimpin kelompok militan Palestina Hamas, di Beirut, Lebanon, pada 28 Juni 2021. (Foto: AP)

Pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh, memberi tahu mediator internasional dari Qatar dan Mesir bahwa pembicaraan mengenai rencana gencatan senjata telah berakhir, menurut pejabat senior tersebut. Perundingan tersebut pertama kali diumumkan Presiden AS Joe Biden pada Mei.

Tahap pertama dari kesepakatan tersebut seharusnya mencakup gencatan senjata selama enam pekan. Selain itu, akan ada pertukaran sebagian besar sandera yang ditahan Hamas sejak 7 Oktober dengan tahanan Palestina di penjara-penjara Israel.

Haniyeh menyatakan bahwa Hamas akan "menghentikan perundingan karena kurangnya keseriusan dari pihak pendudukan (Israel), serta adanya kebijakan penundaan dan hambatan yang terus berlanjut, serta pembantaian yang sedang terjadi terhadap warga sipil tak bersenjata," menurut pejabat tersebut.

“Hamas telah menunjukkan tingkat fleksibilitas yang tinggi untuk mencapai kesepakatan dan mengakhiri agresi, serta siap melanjutkan perundingan ketika pemerintah pendudukan (Israel) menunjukkan keseriusan dalam mencapai kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan,” ujarnya.

Haniyeh mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (13/7) malam bahwa dia telah menghubungi para mediator dan negara-negara lain untuk mendesak mereka agar menekan Israel menghentikan serangannya.

Israel mengatakan bahwa Deif, yang dianggap sebagai salah satu "dalang" serangan 7 Oktober, menjadi sasaran serangan di Kamp Al-Mawasi di Gaza selatan, tempat puluhan ribu pengungsi Palestina dari distrik lain berkumpul.

Namun Hamas, tanpa mengonfirmasi bahwa Deif berada di kamp tersebut, mengatakan bahwa dia masih hidup dan tetap beraktivitas.

“Komandan Mohammed Deif berada dalam kondisi baik dan mengawasi Brigade Ezzedine al-Qassam dan operasi perlawanan secara langsung,” kata pejabat itu, merujuk pada sayap bersenjata Hamas. [ah/gg]

Forum

XS
SM
MD
LG